Zelensky Blak-blakan Soal Kondisi Kesehatan Putin: Sebut Ajal Presiden Rusia itu Sudah Dekat

Zelensky dan Macron (Foto: Ist)

Pertemuan ini bertujuan untuk kembali membahas berbagai cara untuk membantu Ukraina jika terjadi gencatan senjata permanen, termasuk kemungkinan pengerahan pasukan penjaga perdamaian di lapangan untuk mewujudkan perdamaian.

Di sisi lain, pemerintahan Donald Trump di Amerika Serikat menunjukkan kurangnya antusiasme publik terhadap diskusi-diskusi koalisi mengenai potensi pengiriman pasukan ke Ukraina setelah gencatan senjata tercapai.

Bahkan, utusan khusus presiden AS, Steve Witkoff, secara terbuka menepis gagasan mengenai pengiriman pasukan ke Eropa atau bahkan perlunya kehadiran pasukan di sana.

Para pejabat Eropa sendiri berpendapat bahwa di bawah kesepakatan damai apa pun yang mungkin tercapai, garis pertahanan pertama Ukraina terhadap potensi agresi Rusia di masa depan adalah tentara Ukraina itu sendiri.

Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara terus bergerak maju dengan apa yang mereka sebut sebagai “strategi landak” yang tujuannya untuk menjadikan Ukraina menjadi lebih sulit ditembus oleh Rusia, terutama melalui upaya dalam penguatan angkatan bersenjata dan industri pertahanannya.

Inggris juga telah menjanjikan bantuan militer yang berkelanjutan kepada Ukraina, memastikan bahwa negara tersebut memiliki kemampuan untuk terus bertempur jika perundingan damai mengalami kegagalan atau jika gencatan senjata yang telah disepakati dilanggar oleh pihak Rusia.

Bentuk dukungan konkret, Macron mengumumkan sebuah paket bantuan pertahanan baru untuk Ukraina yang menurutnya bernilai 2 miliar Euro. atau setara sekitar 32 Triliun Rupiah.

Halaman: 1 2 3 4
Rekomendasi