
Pengakuan serupa juga disampaikan oleh Kepala Desa Aruan, Bintang Aruan. Menurutnya, sudah banyak jemaat gereja yang menjadi korban kecelakaan akibat keberadaan pohon tersebut.
“Jadi kalau kita bawa mobil keluar dari gereja ini, harus masuk dulu kepala mobil kita sampai ke badan aspal baru kelihatan kendaraan yang datang dari arah Tarutung. Sementara ini jalan lurus, kendaraan selalu kencang,” jelas Kepala Desa.
Kepala Desa Bintang Aruan menambahkan, “Sudah sering kecelakaan di sini karena kondisi seperti itu. Jadi kepala mobil kita masuk ke badan jalan tiba-tiba mobil atau kereta kencang dari arah Balige. Akhirnya kecelakaan.”
Penebangan pohon di tepi Jalan Lintas Sumatera tersebut dilakukan bukan tanpa alasan, melainkan untuk mengatasi masalah keselamatan lalu lintas yang kerap terjadi di lokasi tersebut. Permohonan dari masyarakat dan pihak gereja menjadi dasar utama bagi BPBD Toba untuk melakukan tindakan penebangan demi mencegah terjadinya kecelakaan yang lebih parah. (Demak S)