Peter Marks Tinggalkan FDA: Kebenaran Dikorbankan Demi Misinformasi Vaksin?

BERITATERBERITA – Kabar menghebohkan datang dari jantung pemerintahan Amerika Serikat. Peter Marks, seorang figur penting yang memegang tanggung jawab krusial atas vaksin di Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS, dilaporkan telah mengambil keputusan untuk mengakhiri masa baktinya.

Informasi mengenai pengunduran diri ini pertama kali mencuat dan menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media ternama di Negeri Paman Sam.

Menurut laporan yang beredar luas, Peter Marks telah menyerahkan surat resmi pengunduran diri kepada para pejabat tinggi di Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) pada hari Jumat, 28 Maret 2025.

Keputusan berat ini diambil setelah ia dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit dan dilematis: mengundurkan diri secara sukarela atau diberhentikan secara paksa dari jabatannya yang strategis.

Dalam surat pengunduran diri yang berhasil diperoleh oleh sejumlah outlet media di Amerika Serikat, Marks menuliskan kalimat yang cukup tajam dan menyiratkan adanya ketidaksepahaman yang mendalam.

Ia menyatakan bahwa “kebenaran dan transparansi tampaknya tidak diinginkan oleh Sekretaris, melainkan beliau lebih menginginkan konfirmasi yang patuh terhadap misinformasi dan kebohongannya,” merujuk secara langsung kepada pemimpin baru badan tersebut, Robert F Kennedy Jr.

Peter Marks sendiri merupakan sosok profesional di bidang kesehatan yang memiliki rekam jejak yang sangat mumpuni. Ia turut memainkan peran sentral dalam proses pengembangan vaksin Covid-19 pada masa pemerintahan Trump sebelumnya.

Pengalaman dan reputasinya yang solid di dunia medis tentu tidak perlu diragukan lagi. Kepergiannya tentu menjadi kehilangan besar bagi FDA.

Menanggapi kabar pengunduran diri ini, pihak HHS mengeluarkan pernyataan resmi kepada BBC. Mereka menyatakan bahwa jika Marks “tidak ingin mendukung upaya mengembalikan ilmu pengetahuan ke standar emasnya dan mempromosikan transparansi radikal, maka ia tidak punya tempat di FDA di bawah kepemimpinan kuat Sekretaris Kennedy.”

Pernyataan ini secara jelas mengindikasikan adanya perbedaan pandangan yang mendasar dan tidak dapat didamaikan antara Marks dan kepemimpinan HHS saat ini terkait dengan kebijakan vaksin dan isu kesehatan lainnya.

Pengunduran diri Peter Marks ini akan resmi berlaku efektif pada hari Jumat, tanggal 5 April mendatang.

Kepergian seorang ahli vaksin terkemuka dari FDA tentu saja menimbulkan kekhawatiran yang mendalam di kalangan para ilmuwan dan profesional kesehatan lainnya, terutama terkait dengan arah kebijakan vaksinasi di Amerika Serikat pada masa yang akan datang.

Banyak yang mempertanyakan apakah standar keamanan dan efektivitas vaksin akan tetap terjaga di bawah kepemimpinan yang baru.

Dalam suratnya, yang pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal, Marks mengaku meninggalkan jabatannya dengan perasaan “berat hati”.

Ia juga secara khusus menyoroti kekhawatirannya yang mendalam terkait dengan merebaknya wabah campak yang cukup signifikan di negara bagian Texas. Situasi ini menjadi perhatian serius mengingat campak adalah penyakit yang sangat menular dan dapat dicegah melalui vaksinasi.

Menurut outlet berita yang berhasil mendapatkan salinan surat tersebut, Marks menulis, “[Ini] mengingatkan kita tentang apa yang terjadi ketika kepercayaan pada ilmu pengetahuan mapan yang mendasari kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dirusak.”

Pernyataan ini secara gamblang menunjukkan betapa besar keprihatinan Marks terhadap potensi dampak negatif dari meremehkan peran ilmu pengetahuan yang solid dalam perumusan dan implementasi kebijakan kesehatan publik yang efektif.

Hingga hari Jumat, dilaporkan bahwa dua orang telah meninggal dunia akibat komplikasi penyakit campak dan sebanyak 523 kasus telah terkonfirmasi secara resmi di Texas.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 400 kasus di antaranya terjadi di negara bagian Texas. Situasi ini semakin memperkuat kekhawatiran terkait dengan menurunnya tingkat vaksinasi di masyarakat dan meningkatnya kerentanan terhadap penyakit-penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksin yang aman dan efektif.

Peter Marks telah mengabdikan dirinya di FDA sejak tahun 2012 dan menjabat sebagai direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi (CBER) di dalam FDA sejak tahun 2016.

Pengalamannya yang panjang dan mendalam di badan pengawas obat dan makanan ini menjadikannya seorang sosok yang sangat dihormati dan memiliki kredibilitas tinggi di bidangnya. Kehilangan sosok seperti Marks tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi FDA.

Robert F Kennedy Jr., yang kini menduduki posisi pucuk pimpinan HHS yang membawahi FDA, dikenal luas sebagai seorang tokoh publik yang memiliki pandangan skeptis terhadap vaksin.

Ia memiliki catatan panjang dalam menyebarkan informasi kesehatan yang oleh para ilmuwan dan ahli medis dianggap keliru, tidak akurat, dan tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.

Penunjukannya sebagai pemimpin HHS sendiri telah menuai gelombang kritik dan kontroversi dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan profesional kesehatan dan ilmuwan.

Bahkan, pada awal pekan ini, Kennedy mengumumkan rencana ambisius untuk melakukan restrukturisasi besar-besaran di tubuh HHS.

Salah satu poin utama dalam rencana tersebut adalah pemangkasan jumlah karyawan hingga mencapai angka 10.000 orang, termasuk di antaranya adalah para profesional yang bekerja di FDA dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Rencana ini semakin memperdalam kekhawatiran terkait dengan masa depan lembaga-lembaga kesehatan publik yang sangat penting di Amerika Serikat.

Pengunduran diri Peter Marks menjadi sorotan tajam karena latar belakangnya yang kuat sebagai seorang ahli vaksin yang sangat dihormati di komunitas ilmiah dan medis.

Konflik internal yang terjadi di tubuh FDA ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran masyarakat secara global terkait dengan berbagai isu kesehatan dan pentingnya vaksinasi dalam mencegah penyebaran penyakit menular.

Kepergian Marks bisa jadi merupakan indikasi adanya perubahan signifikan dalam arah kebijakan kesehatan di bawah kepemimpinan yang baru.

Situasi yang sedang berkembang ini tentu akan terus dipantau dengan seksama oleh para ahli kesehatan, ilmuwan, dan masyarakat luas.

Dampak jangka panjang dari pengunduran diri seorang pejabat vaksin top seperti Peter Marks terhadap kepercayaan publik terhadap vaksin dan kebijakan kesehatan di Amerika Serikat masih belum dapat dipastikan sepenuhnya.  (Red)

Rekomendasi