
Kepastian ini sangat penting agar umat dapat merayakan hari raya secara serentak.
Meskipun secara perhitungan astronomi, posisi hilal pada saat pelaksanaan rukyatulhilal sore ini diperkirakan masih berada di bawah ufuk dan kemungkinan sulit untuk terlihat secara kasat mata, namun proses pengamatan tetap akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Menurut Abu Rokhmad, kegiatan ini bukan hanya sekadar formalitas belaka, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan terhadap metode penentuan awal bulan Hijriah yang masih dianut oleh sebagian besar masyarakat umat Islam di Indonesia.
Selain itu, rukyatulhilal juga menjadi sarana untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang astronomi.
Abu Rokhmad juga menekankan betapa pentingnya menjaga keseimbangan antara penggunaan ilmu falak modern dan tradisi keagamaan yang telah diwariskan secara turun-temurun dalam proses penentuan awal bulan Hijriah, termasuk bulan Syawal.
Ia mengatakan bahwa Kemenag hadir sebagai lembaga yang bertugas untuk menjembatani berbagai pandangan dan pendekatan yang mungkin ada di masyarakat, dengan tujuan utama agar penetapan awal bulan tetap berada dalam koridor persatuan dan kesatuan umat Islam di Indonesia.
Lebih lanjut, Abu Rokhmad menjelaskan bahwa Sidang Isbat yang akan digelar pada sore hari ini bukan hanya sekadar forum untuk mengambil keputusan mengenai penetapan 1 Syawal.
Lebih dari itu, sidang ini juga merupakan refleksi dari prinsip moderasi beragama yang selama ini dijunjung tinggi di Indonesia.
Keberagaman pandangan dalam penentuan awal bulan Hijriah merupakan sebuah keniscayaan di Indonesia, dan peran Kemenag adalah untuk mengelola keberagaman ini dengan bijaksana.
Dengan demikian, Abu Rokhmad menyimpulkan bahwa penentuan awal bulan Hijriah di Indonesia, termasuk penetapan 1 Syawal yang akan diumumkan pada malam ini, tidak hanya menjadi bagian dari pelaksanaan ibadah bagi umat Islam.
Proses ini juga merupakan kontribusi yang sangat berharga terhadap pengembangan ilmu pengetahuan di bidang astronomi serta upaya untuk terus menjaga harmonisasi keberagaman di tengah-tengah umat Islam di Indonesia.
Hasil Sidang Isbat ini akan menjadi kabar gembira bagi seluruh umat Islam yang telah menantikan datangnya Hari Raya Idul Fitri.
Fokus utama berita ini adalah Sidang Isbat yang diselenggarakan oleh Kemenag untuk menentukan awal bulan Syawal 1446 H atau Hari Raya Idul Fitri tahun 2025.