
Menetapkan target-target baru, seperti meningkatkan kemampuan bahasa atau mengambil sertifikasi keahlian, dapat membantu mengalihkan pikiran dari rasa rindu.
Faktanya, rasa kesepian tidak hanya dialami oleh pekerja di luar negeri.
Di kota-kota besar di Indonesia pun, banyak pekerja yang merasa kesepian akibat gaya hidup individualistis dan ritme kehidupan yang serba cepat.
Sebuah riset menunjukkan bahwa mayoritas pekerja profesional merasa kesepian di tempat kerja mereka.
Bagi mereka yang beruntung mendapatkan pekerjaan di luar negeri, gaji bersih yang diterima setelah berbagai potongan mungkin terlihat menggiurkan.
Namun, setelah dikurangi pajak dan biaya hidup, belum tentu seseorang bisa menabung banyak. Gaya hidup hemat tetap perlu diterapkan.
Di banyak negara maju, termasuk Jepang, Malaysia, Singapura, Australia, dan Jerman, biaya hidup mungkin relatif tinggi, namun tingkat kesenjangan pendapatan (Gini Ratio) cenderung lebih rendah.
Artinya, perbedaan gaji antara berbagai jenis pekerjaan tidak terlalu signifikan, sehingga peluang untuk menabung tetap ada.
Sayangnya, kehidupan di negara orang saat ini juga diwarnai oleh sentimen negatif terhadap imigran baru, terutama terhadap umat Muslim.
Mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim, hal ini menjadi perhatian tersendiri. Diskriminasi dan perlakuan tidak menyenangkan mungkin saja terjadi.
Meskipun rasisme di tempat kerja mungkin jarang terjadi karena adanya regulasi yang melindungi pekerja, diskriminasi dalam bentuk lain, seperti beban kerja yang lebih berat atau perlakuan yang berbeda, masih bisa dialami.
Penting untuk mengetahui mekanisme pelaporan jika mengalami hal tersebut.
Fakta yang cukup mengkhawatirkan adalah meningkatnya diskriminasi terhadap Muslim di Eropa.
Sentimen politik sayap kanan yang semakin kuat di berbagai negara juga turut memicu seruan agar para imigran Muslim kembali ke negara asal mereka, meskipun banyak di antara mereka yang sudah menjadi warga negara.
Selain itu, ada berbagai risiko lain yang perlu dipertimbangkan saat bekerja di luar negeri, seperti bencana alam, perubahan kebijakan imigrasi, dan ketidakpastian ekonomi global.
Itulah sebabnya, bekerja di luar negeri bukanlah pilihan yang tepat untuk semua orang.