Skandal Pasca Gempa Myanmar: Empat Pria Cina Ditangkap di Bangkok, Diduga Kuasai Informasi Sensitif Proyek Maut!

Empat warga negara Cina ditahan oleh pihak berwenang Thailand karena kedapatan berusaha mencuri dokumen-dokumen penting dari lokasi bangunan yang runtuh akibat guncangan gempa (Foto: The Pattaya News)

BERITATERBERITA – Sebuah insiden aneh dan mencurigakan terjadi di Bangkok, Thailand, menyusul gempa bumi dahsyat yang mengguncang negara tetangga, Myanmar, pada minggu, 30 Maret 2025 lalu.

Empat warga negara Cina ditahan oleh pihak berwenang Thailand karena kedapatan berusaha mencuri dokumen-dokumen penting dari lokasi bangunan yang runtuh akibat guncangan gempa tersebut.

Menurut laporan, keempat pria berkebangsaan Cina itu tertangkap tangan saat mengeluarkan lebih dari 30 berkas dari area reruntuhan.

Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh portal berita Thailand, The Nation, yang menyebutkan bahwa para pria tersebut tertangkap saat secara ilegal memasuki area gedung bertingkat tinggi yang ambruk akibat gempa bumi kuat pekan lalu.

Gedung tersebut, yang merupakan satu-satunya bangunan tinggi di Bangkok yang roboh akibat getaran gempa Myanmar berkekuatan 7,7 Sr, merupakan bagian dari proyek pembangunan yang didukung oleh perusahaan asal Cina.

Bangunan itu runtuh dalam hitungan detik setelah gempa mengguncang, meninggalkan puing-puing dan menjebak puluhan orang di bawahnya.

Insiden ini sontak menimbulkan kekhawatiran serius mengenai penanganan lokasi bencana dan motif di balik tindakan nekat keempat warga Cina tersebut.

Pihak kepolisian Thailand mengonfirmasi bahwa 32 berkas dokumen berhasil diamankan dari tangan para pelaku.

Mayor Jenderal Polisi Nopasin Poolswat membenarkan kepada media lokal bahwa empat warga Cina tersebut tertangkap saat mengeluarkan 32 berkas dokumen dari gedung Kantor Audit Negara (SAO) yang runtuh.

Otoritas Bangkok telah menetapkan lokasi tersebut sebagai area terlarang, di mana tidak seorang pun diizinkan masuk tanpa izin resmi.

Namun, polisi kemudian menerima informasi mengenai adanya sejumlah individu yang secara diam-diam mengeluarkan dokumen dari lokasi tersebut.

Dalam penyelidikan polisi lebih lanjut, terungkap bahwa salah satu dari keempat pria tersebut memiliki izin kerja yang sah dan mengaku sebagai manajer proyek untuk sebuah proyek konstruksi bangunan.

Tiga pria lainnya kemudian berhasil ditemukan, dan dokumen-dokumen yang dicuri pun berhasil diamankan kembali.

Dokumen-dokumen tersebut termasuk cetak biru bangunan dan berbagai dokumen penting lainnya yang berkaitan dengan konstruksi gedung yang ambruk.

Sementara itu, para individu yang ditahan memberikan keterangan kepada pihak berwenang bahwa mereka adalah subkontraktor yang bekerja untuk perusahaan konstruksi yang terlibat dalam proyek pembangunan gedung tersebut.

Menurut pernyataan mereka kepada pihak kepolisian, berkas-berkas dokumen tersebut sangat penting untuk proses klaim asuransi dan sebelumnya disimpan di kantor sementara yang didirikan di lokasi proyek, demikian dilaporkan oleh Nation Thailand.

Meskipun demikian, keempat pria tersebut tetap ditahan oleh pihak kepolisian dan didakwa melanggar pengumuman publik karena memasuki zona bencana tanpa izin dan mengeluarkan dokumen-dokumen sensitif dari lokasi tersebut.

Insiden ini semakin menyoroti perusahaan konstruksi asal Cina yang terlibat dalam proyek pembangunan gedung yang runtuh tersebut.

Sebelumnya, perusahaan ini juga telah menjadi sorotan terkait keterlibatannya dalam serangkaian kecelakaan dan kegagalan proyek lainnya.

Kejadian ini juga memunculkan pertanyaan serius mengenai protokol keselamatan di lokasi konstruksi, pengelolaan informasi sensitif, dan tanggung jawab kontraktor untuk mematuhi peraturan darurat yang berlaku.

Sementara itu, dampak gempa bumi di Myanmar terus bertambah.

Tim penyelamat dan bantuan dari berbagai negara terus berdatangan ke negara yang dilanda kemiskinan tersebut.

Rumah sakit-rumah sakit di Myanmar dilaporkan kewalahan menangani jumlah korban yang terus bertambah, dan beberapa komunitas berjuang untuk melakukan upaya penyelamatan dengan sumber daya yang sangat terbatas.

Gempa bumi berkekuatan 7,7 skala richter tersebut, yang merupakan salah satu gempa terkuat di Myanmar dalam satu abad terakhir, mengguncang negara di Asia Tenggara yang sedang dilanda konflik itu pada hari Jumat.

Hingga hari Minggu, 30 Maret 2025, pemerintah militer Myanmar melaporkan bahwa sekitar 1.700 orang tewas, 3.400 orang terluka, dan lebih dari 300 orang masih hilang akibat bencana alam tersebut. (Red)

Rekomendasi