
“Kabel bawah laut adalah elemen fundamental yang menjaga infrastruktur komunikasi modern. Ketika struktur ini hancur, akan terjadi pemadaman digital yang membahayakan kemampuan militer dan juga menyebabkan ketidakstabilan ekonomi yang besar,” jelasnya.
Sambil menarik garis paralel dengan sejarah, Salomé membandingkan ketegangan geopolitik saat ini dengan peristiwa-peristiwa yang memicu perang dunia di masa lalu.
“Sejarah telah menunjukkan kepada kita bahwa konflik besar dapat dimulai dari peristiwa-peristiwa yang tampak terisolasi. Perang Dunia Pertama dipicu oleh pembunuhan seorang adipati agung. Perang Dunia Kedua, oleh invasi ke Polandia,” katanya.
Ia juga berspekulasi mengenai meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan.
Salomé memprediksi bahwa konflik antara Cina dan Amerika Serikat akan meningkat di masa depan.
“Saat ini, kita hidup di era perang hibrida, di mana penghancuran kabel internet dapat memiliki implikasi yang sama dahsyatnya dengan serangan militer,” ia memperingatkan.
Salomé mempertanyakan bagaimana kekuatan-kekuatan global akan merespons jika insiden di Laut Baltik terkonfirmasi sebagai tindakan sabotase.
“Bagaimana respons NATO nantinya? Bagaimana reaksi Rusia terhadap kemungkinan dakwaan formal? Dan yang paling penting, seberapa jauh eskalasi ini dapat membawa kita?” tanyanya retoris. (Red)