
Pengacara Sullivan bersikeras bahwa semua tuduhan yang dialamatkan kepada kliennya adalah “sama sekali tidak benar”.
Menurut pengacara bernama Ioannis Kaloidis, kliennya tidak pernah mengunci korban di dalam kamar atau menahannya dengan cara apapun.
“Dia memberikan makanan. Dia memberikan tempat tinggal. Dia sangat terkejut dengan tuduhan-tuduhan ini,” kata Kaloidis kepada media.
Sullivan sempat ditahan sebelum akhirnya dibebaskan dengan jaminan sebesar tiga ratus ribu dolar Amerika Serikat, atau sekitar Rp. 4,5 miliar, jika mengacu pada kurs saat ini.
Menurut catatan dari kantor panitera Distrik Yudisial Waterbury, sidang selanjutnya digelar pada Rabu, 26 Maret 2025 yang lalu. Dan hingga saat ini, Sullivan belum mengajukan pembelaan.
Sebuah surat pernyataan tertulis yang dilihat oleh afiliasi CNN, WFSB, mengungkapkan detail yang lebih mengerikan mengenai masa lalu korban.
Disebutkan bahwa sejak kecil, korban sering merasa lapar dan terpaksa mencuri makanan atau bahkan memakan sisa-sisa dari tempat sampah untuk mengatasi rasa laparnya.
Setelah ketahuan, Sullivan diduga mulai menguncinya di dalam kamar.
Seiring berjalannya waktu, menurut polisi, Sullivan mengeluarkan korban dari sekolah dan hanya mengizinkannya keluar kamar untuk melakukan pekerjaan rumah.
Bahkan, korban dipaksa untuk buang air kecil di dalam botol dan membuat alat khusus agar cairan tersebut bisa dibuang keluar jendela.
Seorang petugas kepolisian yang dikutip oleh CNN menyatakan bahwa korban tampak “sangat kurus kering” dan hanya memiliki berat sekitar 31,7 kilogram dengan tinggi badan sekitar 175 sentimeter.
Kondisi giginya dilaporkan rusak parah, dan tubuhnya tampak sangat kotor.
Menurut surat perintah penangkapan, korban mengatakan kepada polisi bahwa Sullivan pernah mengancamnya dengan kematian jika ada orang lain yang melihatnya.
Ia juga menambahkan bahwa terakhir kali ia diizinkan meninggalkan rumah adalah ketika berusia 15 tahun.
Kedua saudara tiri korban dilaporkan diizinkan untuk keluar rumah dan memiliki kehidupan sosial yang normal.
Namun, mereka dilarang membawa teman-teman mereka ke rumah.
“Saya telah dirahasiakan sepanjang hidup saya,” ungkap korban kepada polisi dengan nada pilu.
Lantas, apakah ada yang melaporkan hilangnya korban selama ini?