
BERITATERBERITA – Kisah spiritual datang dari seorang figur publik yang dikenal dengan konten memasaknya yang unik dan menghibur, Bobon Santoso.
Dalam sebuah perbincangan di podcast Denny Sumargo, Bobon menceritakan perjalanan spiritualnya yang tak terduga hingga akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.
Pengakuan Bobon ini sontak menarik perhatian banyak pihak, terutama karena prosesnya yang terjadi di luar perkiraan.
Bobon mengungkapkan bahwa keputusannya untuk memeluk agama Islam terjadi secara spontan tanpa adanya perencanaan yang matang sebelumnya.
Awalnya, ia hanya memiliki niat untuk berkolaborasi dalam pembuatan konten memasak bersama seorang tokoh agama, Ustaz Derry Sulaiman.
Pertemuan yang dijadwalkan pada Senin, 10 Maret lalu itu ternyata membawa Bobon pada sebuah pengalaman spiritual yang mengubah hidupnya.
Dalam sesi kolaborasi konten memasak tersebut, tanpa disangka-sangka, Bobon justru mengucapkan dua kalimat syahadat, kalimat yang merupakan pernyataan keimanan dalam agama Islam.
Momen ini terjadi di luar ekspektasi Bobon sendiri, yang awalnya hanya berniat untuk membuat konten kuliner yang menarik bersama Ustaz Derry Sulaiman.
“Kalau dibilang 100 persen yakin, enggak sampai. Tujuan awalnya cuma masak besar, tapi pulang-pulang saya malah jadi mualaf,” ungkap Bobon dalam podcast CURHAT BANG Denny Sumargo yang tayang pada Minggu, 31 Maret 2025.
Pernyataan jujur Bobon ini menggambarkan betapa tidak terduganya momen bersejarah dalam hidupnya tersebut.
Bobon menjelaskan bahwa pada awalnya, ia mengira seluruh proses tersebut hanyalah bagian dari konten edukasi yang sedang dibuat bersama Ustaz Derry.
Ia sama sekali tidak menyangka bahwa dirinya akan diminta untuk mengucapkan kalimat syahadat di hadapan banyak orang.
Pemikiran awal Bobon adalah bahwa momen tersebut hanya bertujuan untuk membuat video konten menjadi lebih menarik dan memiliki nilai edukasi.
Setelah sesi memasak selesai, Bobon diajak oleh Ustaz Derry untuk berkunjung ke rumahnya.
Di sana, Bobon diperkenalkan kepada keluarga Ustaz Derry.
Setelah itu, Bobon kembali diajak untuk pergi ke masjid.
Sesampainya di masjid, Bobon terkejut melihat puluhan orang telah berkumpul.
Tanpa adanya persiapan sebelumnya, ia tiba-tiba diminta untuk mengucapkan kalimat syahadat di hadapan orang banyak tersebut.
“Saat masuk masjid, saya melihat sekitar 20 hingga 30 orang ibu-ibu yang sedang foto-foto. Ustaz Derry meminta mereka untuk tetap di tempat dan tiba-tiba saya dikasih mic.
‘Ayo syahadat,’ katanya,” tutur Bobon, mengenang momen yang mengubah keyakinannya tersebut.
Bobon mengaku merasa kaget dengan permintaan yang tiba-tiba itu.
Setelah resmi menjadi seorang mualaf, Bobon mengakui bahwa dirinya masih mempertahankan beberapa kebiasaan yang berasal dari agama sebelumnya.
Hal ini terjadi lantaran Bobon merasa belum mendapatkan bimbingan yang memadai setelah mengucapkan kalimat syahadat.
Ia merasa ada kekosongan dalam pemahaman agama Islam setelah momen bersejarah tersebut.
“Saya masih tidur dengan cara Kristen, karena kalau tidak begitu saya tidak bisa tidur. Terus terang, tidak ada yang membimbing saya. Saya masih berdoa kepada Tuhan Yesus dan membuat tanda salib,” ujar Bobon dengan jujur.
Pengakuan ini menunjukkan bahwa proses adaptasi Bobon terhadap keyakinan barunya masih membutuhkan waktu dan bimbingan.
Bobon juga menyayangkan bahwa sebelum membimbingnya untuk mengucapkan kalimat syahadat, Ustaz Derry tidak memberikan penjelasan yang mendalam mengenai ajaran Islam serta kewajiban-kewajiban yang harus dijalankan oleh seorang muslim.
Bobon merasa pentingnya pemahaman dasar tentang agama Islam sebelum seseorang memutuskan untuk menjadi mualaf.
“Setelah syahadat, saya merasa dilepas begitu saja. Tidak ada yang menjelaskan bahwa dalam Islam ada kewajiban seperti salat, puasa, dan sebagainya,” tambah Bobon.
Ungkapan ini mencerminkan harapan Bobon agar proses menjadi mualaf dapat disertai dengan bimbingan yang lebih komprehensif.
Bobon berharap agar ke depannya, setiap individu yang memiliki keinginan untuk masuk agama Islam diberikan edukasi dan bimbingan yang cukup terlebih dahulu sebelum diminta untuk mengucapkan kalimat syahadat.
Menurutnya, pemahaman yang baik tentang agama Islam akan membantu para mualaf baru dalam menjalani keyakinan mereka.
“Akan lebih baik jika sebelum syahadat, ada edukasi dulu tentang Islam, termasuk konsekuensinya,” tutur Bobon. (Iwan H)