
BERITATERBERITA – Sebuah insiden tragis mengguncang Maluku Tengah pada Kamis, 3 April 2025.
Kabar tentang bentrokan antar warga dari dua negeri bertetangga, Rumaolat dan Sawai, berujung pada hilangnya nyawa seorang anggota kepolisian dan menyebabkan beberapa warga sipil mengalami luka-luka.
Kejadian yang terjadi sekitar pukul 09.30 WIT ini bermula dari informasi mengenai pemukulan seorang sopir mobil yang merupakan warga Negeri Rumaolat.
Pemukulan tersebut terjadi saat sang sopir melintasi jalur di wilayah Negeri Sawai, memicu respons keras dari masyarakat Negeri Rumaolat.
Tidak terima dengan perlakuan yang dialami warganya, sekelompok masyarakat Negeri Rumaolat kemudian melakukan aksi balasan.
Mereka menebangi tanaman milik masyarakat Negeri Sawai yang berada di sekitar jalur tersebut.
Aksi ini tentu saja memicu kemarahan warga Negeri Sawai dan juga warga Olong yang kemudian berkumpul dan bergerak menuju perbatasan antara Negeri Sawai dan Negeri Rumaolat.
Mereka datang dengan membawa berbagai macam senjata tajam, siap untuk menghadapi kemungkinan konfrontasi.
Sesampainya di perbatasan kedua negeri, massa dari Negeri Sawai dan Negeri Rumaolat bertemu.
Situasi langsung memanas dan terjadilah aksi saling serang antara kedua belah pihak.
Dalam bentrokan tersebut, kedua kelompok warga menggunakan berbagai macam senjata, mulai dari senapan angin, senjata tajam seperti parang dan tombak, hingga batu-batu yang beterbangan.
Akibat dari bentrokan yang sengit ini, seorang anggota kepolisian yang diketahui bernama Brigadir Polisi Kepala Husni Abdullah menjadi korban jiwa.
Anggota polisi yang menjabat sebagai PS. Panit Intelkam Polsek Wahai dengan Nomor Registrasi Pokok (NRP) 8509041281 ini mengalami luka tembak.
Selain itu, empat orang warga masyarakat Negeri Sawai juga dilaporkan mengalami luka-luka akibat terkena tembakan senapan angin dalam insiden tersebut.
Menyikapi situasi yang sangat tegang ini, pihak kepolisian segera mengambil tindakan cepat untuk meredam konflik dan mencegah terjadinya eskalasi lebih lanjut.
Salah satu langkah awal yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan para tokoh masyarakat Negeri Sawai.
Koordinasi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai perkembangan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) serta akar permasalahan yang menyebabkan terjadinya bentrokan tersebut.
Selain berkoordinasi dengan tokoh masyarakat, aparat kepolisian juga melakukan pengamanan secara intensif di lokasi kejadian.
Untuk membantu menjaga keamanan dan ketertiban, personel dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga turut diterjunkan untuk melakukan pengamanan bersama dengan personel Polri di wilayah Negeri Sawai dan Negeri Rumaolat.
Aparat keamanan gabungan yang berjaga diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat dan mencegah terjadinya bentrokan susulan.
Sebagai tindak lanjut yang lebih serius, Kepolisian Resor (Polres) Maluku Tengah juga mengambil langkah cepat dengan mengirimkan tambahan personel ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). (Dhet)