Maluku Tengah Membara! Kapolda, Gubernur, Pangdam Turun Gunung Atasi Konflik Berdarah

Kedatangan Kapolda Maluku, Gubernur Maluku, dan Pangdam XV Pattimura di tengah masyarakat yang berkonflik di Maluku Tengah membawa pesan kuat tentang kehadiran negara dalam melindungi segenap warganya (Foto: Humas Polda Maluku)

BERITATERBERITA – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku , Inspektur Jenderal Polisi Eddy Sumitro Tambunan, menunjukkan keseriusannya dalam menangani konflik yang kembali pecah di tengah masyarakat Maluku Tengah, sebuah insiden tragis yang telah merenggut nyawa dan meninggalkan luka mendalam.

Sebagai pimpinan tertinggi kepolisian di Maluku, Kapolda Eddy Sumitro Tambunan merasa terpanggil untuk segera bertindak dan mencari solusi terbaik bagi warganya yang sedang dilanda musibah akibat konflik Maluku Tengah.

Kehadirannya di lokasi kejadian merupakan bukti nyata kepedulian dan tanggung jawabnya terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat Maluku Tengah.

Tak hanya Kapolda, perhatian terhadap konflik Maluku Tengah juga ditunjukkan oleh Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, dan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XV/Pattimura, Mayor Jenderal TNI Putranto Gatot Sri Handoyo.

Ketiga pimpinan daerah ini bersatu padu turun langsung ke lokasi konflik yang melibatkan Desa Sawai, Masihulang, dan Rumaolat di Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah.

Sinergi antara unsur kepolisian, pemerintah daerah, dan TNI ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meredam ketegangan dan mencari akar permasalahan konflik Maluku Tengah.

Kedatangan Kapolda Maluku, Gubernur Maluku, dan Pangdam XV Pattimura di tengah masyarakat yang berkonflik di Maluku Tengah membawa pesan kuat tentang kehadiran negara dalam melindungi segenap warganya.

Mereka tidak hanya meninjau lokasi kerusakan akibat konflik Maluku Tengah, tetapi juga berinteraksi langsung dengan warga Desa Sawai, Masihulang, dan Rumaolat untuk mendengarkan aspirasi dan keluh kesah mereka.

Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk membangun kembali dialog dan mencari solusi damai atas konflik Maluku Tengah yang telah berlangsung.

Dalam kunjungan tersebut, turut hadir pula Bupati Maluku Tengah, Kapolres Maluku Tengah, Komandan Distrik Militer (Dandim) 1502/Masohi, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Maluku Tengah, serta sejumlah pejabat TNI dan Polri lainnya.

Kehadiran para tokoh penting ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah daerah dan aparat keamanan dalam menangani konflik Maluku Tengah.

Selain itu, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh pemuda setempat juga turut hadir dalam pertemuan tersebut, menunjukkan adanya kesadaran kolektif untuk menyelesaikan konflik Maluku Tengah secara damai.

Perjalanan menuju lokasi konflik Maluku Tengah dimulai sejak pagi buta, sekitar pukul 07.00 WIT.

Kapolda Maluku bersama rombongan menggunakan kapal patroli cepat (KPC) milik Polairud Polda Maluku untuk bertolak dari dermaga Pelabuhan Tulehu menuju Pelabuhan Ina Marina di Kota Masohi.

Perjalanan laut ini ditempuh demi mencapai Maluku Tengah dengan segera dan menunjukkan respons cepat terhadap situasi konflik Maluku Tengah yang memprihatinkan.

Setibanya di Masohi, rombongan melanjutkan perjalanan melalui jalur darat menuju Desa Masihulan.

Perjalanan darat ini memakan waktu kurang lebih tujuh jam, sebuah bukti betapa sulitnya medan yang harus ditempuh untuk mencapai lokasi konflik Maluku Tengah.

Tujuan utama perjalanan ini adalah untuk meninjau langsung perumahan warga yang hangus terbakar akibat konflik Maluku Tengah yang terjadi pada Kamis, 3 April 2025.

Pemandangan rumah-rumah yang rata dengan tanah tentu memberikan gambaran betapa dahsyatnya dampak konflik Maluku Tengah bagi masyarakat setempat.

Setelah melakukan peninjauan di Desa Masihulan, Kapolda Maluku beserta rombongan kemudian bergerak menuju Desa Sawai dan Dusun Rumaolat, dua wilayah lain yang juga terdampak konflik Maluku Tengah.

Dalam pertemuan terpisah dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan warga, Kapolda menyampaikan rasa duka yang mendalam atas konflik Maluku Tengah yang telah menyebabkan kerugian materi dan bahkan korban jiwa serta luka-luka.

Kapolda Maluku menekankan bahwa kehadiran dirinya bersama Forkopimda adalah wujud nyata kehadiran negara untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat Maluku Tengah pasca konflik.

Kapolda Maluku mengungkapkan bahwa konflik Maluku Tengah telah menyebabkan gugurnya seorang anggota terbaik Polri, yaitu Aipda Anumerta Husni Abdullah.

Kehilangan ini tentu menjadi duka yang mendalam bagi institusi kepolisian dan menjadi pengingat betapa berbahayanya dampak konflik Maluku Tengah.

Kapolda Maluku menegaskan bahwa kehadirannya di Maluku Tengah adalah untuk mencari solusi tuntas agar konflik serupa tidak terulang kembali.

Beliau juga berpesan kepada masyarakat Maluku Tengah untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan menyerahkan penanganan masalah kepada pihak berwajib.

Lebih lanjut, Kapolda Maluku meminta kepada seluruh masyarakat Maluku Tengah apabila terjadi permasalahan agar segera melaporkannya kepada pihak kepolisian untuk diproses sesuai hukum yang berlaku.

Beliau menekankan bahwa tidak diperbolehkan melakukan tindakan melawan hukum atau main hakim sendiri dalam menyelesaikan konflik Maluku Tengah.

Kapolda Maluku mengingatkan bahwa konflik yang terjadi telah menyebabkan seorang anggota Polri menjadi korban saat berusaha menghalau masyarakat yang bertikai.

Selain itu, masyarakat sipil juga menjadi korban dalam konflik Maluku Tengah, sehingga Kapolda Maluku meminta agar permasalahan ini segera diakhiri demi kebaikan bersama.

Kapolda Maluku mengajak seluruh elemen masyarakat Maluku Tengah untuk bersatu padu menciptakan situasi yang aman dan damai di bumi Maluku.

Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah mendirikan Pos Keamanan bersama sebagai wujud sinergitas antara TNI, Polri, dan masyarakat.

Kapolda Maluku berharap agar tokoh masyarakat dapat berperan aktif dalam mengantisipasi potensi terjadinya konflik Maluku Tengah di kemudian hari.

Menurut Kapolda Maluku, kesadaran masyarakat merupakan kunci utama dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Maluku Tengah.

Kapolda Maluku menegaskan bahwa meskipun banyak Pos Keamanan didirikan, tanpa kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat, upaya tersebut akan menjadi sia-sia dalam mencegah konflik Maluku Tengah.

Oleh karena itu, beliau mengimbau kepada masyarakat Maluku Tengah apabila ada tindak pidana agar segera dilaporkan kepada Polres dan Polda Maluku untuk ditindaklanjuti sesuai prosedur hukum yang berlaku.

Kapolda Maluku kembali mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan tindakan melawan hukum dengan cara main hakim sendiri dalam menyelesaikan konflik Maluku Tengah.

Selain itu, Kapolda Maluku juga meminta kepada seluruh warga Maluku Tengah untuk menahan diri dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu negatif yang beredar di aplikasi pesan instan maupun media sosial.

Beliau berharap agar masyarakat Maluku Tengah dapat mempercayakan penanganan konflik ini kepada pihak keamanan yang akan bertindak secara adil dan profesional.

Kapolda Maluku meyakinkan masyarakat bahwa kehadiran Forkopimda di Maluku Tengah adalah untuk mencari solusi terbaik dan menjamin rasa aman bagi seluruh warga, sehingga tidak perlu ada kekhawatiran yang berlebihan terkait konflik Maluku Tengah.

Sebelum mengakhiri pertemuan dengan masyarakat Maluku Tengah, Kapolda Maluku mengajak seluruh warga Desa Sawai dan Masihulan untuk bersama-sama mendoakan almarhum Aipda Husni Abdullah agar mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

Doa bersama ini sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada anggota Polri yang gugur dalam menjalankan tugasnya demi menjaga keamanan masyarakat Maluku Tengah dari konflik.

Sebelumnya, Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, juga menyampaikan rasa keprihatinannya atas konflik yang terjadi di antara sesama saudara di Maluku Tengah.

Beliau mengingatkan bahwa Desa Sawai dan Masihulan memiliki hubungan kekeluargaan yang erat, sehingga konflik ini sangat disayangkan.

Gubernur Maluku berharap agar konflik yang terjadi kali ini menjadi yang terakhir dan tidak ada lagi korban yang berjatuhan akibat konflik Maluku Tengah.

Gubernur Maluku menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Maluku dan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah akan bertanggung jawab atas seluruh kebutuhan masyarakat yang terdampak konflik Maluku Tengah dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, pemerintah juga akan membangun kembali pemukiman warga yang terbakar akibat konflik Maluku Tengah. Gubernur Maluku berharap agar permasalahan ini menjadi yang terakhir dan tidak menimbulkan trauma berkepanjangan bagi masyarakat Maluku Tengah.

Pemerintah Provinsi Maluku bersama Polda Maluku dan Kodam XV Pattimura sepakat untuk membangun Pos Keamanan guna memberikan rasa aman kepada masyarakat Maluku Tengah pasca konflik.

Masyarakat Maluku Tengah juga diminta oleh Gubernur untuk tidak terpancing dengan informasi atau berita bohong (hoaks) yang mungkin beredar terkait konflik Maluku Tengah.

Beliau mengimbau agar masyarakat dapat langsung mengecek kebenaran informasi kepada pihak keamanan untuk menghindari kesalahpahaman dan provokasi yang dapat memperkeruh suasana konflik Maluku Tengah.

Secara pribadi dan dalam jabatannya sebagai Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa meminta agar konflik yang terjadi di Maluku Tengah menjadi yang terakhir, karena tidak ada manfaat yang didapatkan kecuali kerugian dan trauma. Beliau meminta masyarakat Maluku Tengah untuk mempercayakan penanganan konflik ini sepenuhnya kepada aparat TNI-Polri.

Di tempat yang sama, Pangdam XV/Pattimura, Mayjen TNI Putranto Gatot Sri Handoyo, juga mengajak masyarakat Maluku Tengah untuk selalu kuat dan bersatu dalam menghadapi persoalan yang ada, termasuk konflik Maluku Tengah.

Beliau berharap agar warga Maluku Tengah dapat bekerja sama dengan pemerintah dan TNI-Polri untuk selalu menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Maluku Tengah.

Pangdam XV Pattimura menegaskan bahwa tidak ada agama mana pun yang mengajarkan bahwa kejahatan harus dibalas dengan kejahatan, termasuk dalam konteks konflik Maluku Tengah.

Beliau meminta masyarakat Maluku Tengah untuk mempercayakan segala permasalahan kepada pihak keamanan dan segera melaporkan jika ada permasalahan agar tidak menimbulkan konflik Maluku Tengah yang baru.

Secara umum, semua pihak yang hadir dalam pertemuan tersebut memiliki keinginan yang sama untuk mengakhiri konflik Maluku Tengah secara aman dan damai.

Mereka juga mendukung adanya pembangunan Pos Pengamanan (PAM) TNI-Polri secara permanen di wilayah konflik Maluku Tengah sebagai upaya pencegahan dan penanganan dini jika terjadi kembali potensi konflik.

Situasi di Maluku Tengah saat ini sudah mulai kondusif, dan Pimpinan Polda Maluku mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh isu-isu liar yang beredar melalui aplikasi pesan instan maupun media sosial terkait konflik Maluku Tengah.

Masyarakat Maluku Tengah diminta untuk mempercayakan kepada aparat TNI Polri untuk menangani pertikaian tersebut secara adil sesuai hukum yang berlaku.

Pada kesempatan yang sama, Kapolda Maluku, Gubernur Maluku, dan Pangdam XV Pattimura juga akan berangkat menuju rumah duka almarhum Aipda Anumerta Husni Abdullah yang berada di Desa Wahai.

Kedatangan mereka adalah untuk memberikan penghiburan dan santunan kepada keluarga yang ditinggalkan oleh anggota Polri yang gugur dalam tugas pengamanan konflik Maluku Tengah.

Kepada keluarga Aipda Anumerta Husni Abdullah, Kapolda Maluku menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam dan rasa kehilangan atas gugurnya prajurit Bhayangkara terbaik.

Beliau juga menyampaikan pesan dari Bapak Kapolri dan berjanji akan memberikan kemudahan jika ada anggota keluarga almarhum yang ingin menjadi anggota Polri. (Dhet)

Rekomendasi