
BERITATERBERITA – Personel gabungan dari Polda Maluku dan Polresta Ambon bersama dengan TNI berhasil mengamankan jalannya tradisi pukul sapu yang diadakan oleh warga desa Mamala dan desa Morela di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.
Pengamanan ini dilakukan untuk memastikan acara adat yang rutin digelar setiap tahun tersebut berjalan lancar dan kondusif.
Apel kesiapan personel pengamanan telah dilaksanakan sebelumnya di halaman Markas Polsek Leihitu, pada Senin, 7 April 2025, yang dipimpin langsung oleh Kapolresta Ambon sebagai bentuk persiapan matang.
Dalam apel pengecekan tersebut, hadir pula sejumlah pejabat utama dari Polda Maluku dan Polresta Ambon, menunjukkan keseriusan aparat keamanan dalam mengawal tradisi pukul sapu ini.
Selain itu, keterlibatan personel dari POM TNI dan Zeni Tempur juga memperkuat barisan pengamanan, menciptakan sinergi antara Polri dan TNI dalam menjaga keamanan dan ketertiban selama berlangsungnya acara.
Tradisi pukul sapu sendiri merupakan bagian penting dari budaya masyarakat Mamala dan Morela, yang selalu menarik perhatian banyak orang.
Kapolresta Ambon dalam arahannya menekankan kepada seluruh personel yang terlibat agar melaksanakan tugas pengamanan tradisi pukul sapu dengan sebaik mungkin.
Beliau meminta agar setiap anggota yang telah ditempatkan di pos-pos pengamanan dapat melakukan sterilisasi area dan mengantisipasi segala kemungkinan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).
Hal ini penting untuk memberikan rasa aman kepada warga yang melaksanakan maupun yang menyaksikan tradisi tersebut.
Lebih lanjut, Kapolresta Ambon juga mengingatkan seluruh personel untuk mengedepankan tindakan simpatik dan humanis dalam menghadapi potensi gangguan Kamtibmas yang mungkin timbul dari masyarakat di sekitar lokasi kegiatan tradisi pukul sapu.
Pendekatan humanis diharapkan dapat mencegah eskalasi masalah dan menciptakan suasana yang lebih kondusif. Koordinasi antar tim juga ditekankan agar setiap kendala atau permasalahan di lapangan dapat segera diatasi secara efektif dan efisien melalui jalur komunikasi yang jelas.
Tradisi pukul sapu, yang menjadi fokus pengamanan oleh Polda Maluku dan Polresta Ambon ini, memiliki nilai historis dan budaya yang mendalam bagi masyarakat Mamala dan Morela.
Pelaksanaannya yang rutin setiap tanggal 7 Syawal atau 7 hari setelah Hari Raya Idul Fitri menjadi daya tarik tersendiri.
Pengamanan yang ketat ini adalah wujud komitmen aparat keamanan dalam melestarikan dan menjaga kelancaran tradisi pukul sapu agar tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Senin, tujuh tanggal empat bulan April tahun dua ribu dua puluh lima, menjadi hari penting bagi warga Mamala dan Morela karena pada hari itu tradisi pukul sapu kembali digelar.
Personel gabungan Polda Maluku dan Polresta Ambon telah bersiaga sejak pagi untuk memastikan keamanan acara.
Apel kesiapan yang dipimpin oleh Kapolresta Ambon di Markas Polsek Leihitu menjadi simbol dimulainya operasi pengamanan tradisi pukul sapu.
Dalam apel tersebut, turut hadir Direktur Samapta Polda Maluku Kombes Pol Agus Pujianto beserta Kabag Ops Polresta Ambon, menunjukkan dukungan penuh dari jajaran pimpinan terhadap pengamanan tradisi pukul sapu.
Para perwira Polda Maluku yang ditunjuk sebagai Kasatgas dan Kasub Satgas Ops Ketupat Salawaku Polda Maluku tahun dua ribu dua puluh lima juga hadir untuk memastikan operasi pengamanan tradisi pukul sapu berjalan sesuai rencana.
Tidak hanya personel dari Polda Maluku dan Polresta Ambon, pengamanan tradisi pukul sapu juga melibatkan satu peleton personel POM TNI dan satu peleton personel Den Zipur lima bersama dengan Koramil Leihitu dari Kodam Pattimura.
Sinergi antara Polri dan TNI ini sangat penting dalam menciptakan pengamanan yang solid dan komprehensif untuk menjaga kelancaran tradisi pukul sapu.
Kapolresta Ambon, AKBP. Dr. Y.P Prima Setya S.IK., M.IK, dalam arahannya kepada seluruh personel pengamanan tradisi pukul sapu menekankan pentingnya pelaksanaan tugas dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Beliau mengingatkan bahwa keberhasilan pengamanan tradisi pukul sapu ini akan berdampak pada citra Polri dan TNI di mata masyarakat.
“Kepada seluruh personel yang sudah diploting pada pos-pod pengamanan masing-masing agar lakukan sterilisasi dan antisipasi kemungkinan terjadinya gangguan Kamtibmas,” tegas Kapolresta Ambon terkait pengamanan tradisi pukul sapu.
Beliau juga meminta agar setiap personel memahami betul tugas dan tanggung jawabnya dalam mengamankan jalannya tradisi pukul sapu.
Lebih lanjut, Kapolresta Ambon juga mengingatkan seluruh personel yang bertugas dalam pengamanan tradisi pukul sapu untuk mengedepankan tindakan simpatik dan humanis apabila menemukan adanya potensi gangguan Kamtibmas yang dilakukan oleh masyarakat di area kegiatan tradisi pukul sapu.
Pendekatan humanis diharapkan dapat meredam potensi konflik dan menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi semua pihak yang terlibat dalam tradisi pukul sapu.
Koordinasi yang baik antar tim juga menjadi perhatian utama Kapolresta Ambon dalam pengamanan tradisi pukul sapu.
Beliau meminta agar seluruh personel saling berbagi informasi apabila ada kendala atau permasalahan di lapangan terkait pengamanan tradisi pukul sapu, sehingga dapat segera disampaikan secara berjenjang untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Tradisi pukul sapu sendiri merupakan acara yang sangat dinantikan oleh masyarakat desa Mamala dan Morela.
Tradisi pukul sapu ini dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 7 Syawal, yang merupakan 7 hari setelah perayaan Idul Fitri.
Pengamanan yang dilakukan oleh Polda Maluku dan Polresta Ambon ini menunjukkan keseriusan aparat dalam menjaga kelestarian dan keamanan tradisi pukul sapu.
Kehadiran personel gabungan Polda Maluku, Polresta Ambon, TNI AD, dan TNI AL dalam pengamanan tradisi pukul sapu memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang ingin menyaksikan dan mengikuti jalannya acara.
Tradisi pukul sapu ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga memiliki makna simbolis dan nilai budaya yang mendalam bagi masyarakat Maluku Tengah, khususnya warga Mamala dan Morela.
Pengamanan yang ketat terhadap tradisi pukul sapu ini juga bertujuan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti perkelahian antar warga atau gangguan keamanan lainnya.
Dengan adanya personel keamanan yang berjaga di berbagai titik strategis, diharapkan tradisi pukul sapu dapat berjalan dengan lancar dan damai, sesuai dengan harapan seluruh masyarakat.
Polda Maluku dan Polresta Ambon telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, termasuk dalam mengamankan acara-acara tradisional seperti tradisi pukul sapu.
Sinergi antara Polri dan TNI menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan situasi yang kondusif selama berlangsungnya tradisi pukul sapu.
Tradisi pukul sapu sebagai bagian dari kekayaan budaya Maluku Tengah patut untuk dilestarikan dan dijaga keberlangsungannya.
Dukungan dari aparat keamanan seperti Polda Maluku dan Polresta Ambon sangat penting dalam memastikan tradisi pukul sapu dapat terus dilaksanakan dengan aman dan meriah setiap tahunnya.
Melalui pengamanan yang berjalan dengan baik, diharapkan tradisi pukul sapu dapat terus menjadi daya tarik wisata budaya yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. (Dhet)