Yair Netanyahu Ngamuk, Samakan Macron dengan Kolaborator Nazi Gara-Gara Rencana Prancis Akui Palestina Juni Ini?

Yair Netanyahu, putra Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Foto: Youtube/Hindustan Time)

BERITATERBERITA – Yair Netanyahu, yang tidak lain adalah putra dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, baru-baru ini membuat geger jagat maya.

Ia menggunakan platform media sosial miliknya untuk melontarkan provokasi tajam yang ditujukan langsung kepada Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Aksi kontroversial Yair Netanyahu ini dipicu oleh sinyal kuat dari Macron.

Sinyal Prancis Akui Palestina

Presiden Prancis itu mengindikasikan negaranya mungkin saja mengakui kedaulatan negara Palestina pada bulan Juni mendatang, sebuah potensi yang mengguncang peta politik global.

Dorongan internasional agar negara-negara dunia mengakui Palestina memang sedang menguat drastis akhir-akhir ini.

Keputusan Prancis ini jelas menjadi sorotan utama dunia internasional, terutama oleh Yair Netanyahu.

Reaksi Keras dari Lingkaran Netanyahu

Putra perdana menteri Israel yang dikenal sangat keras pendiriannya itu secara terbuka mengecam Presiden Emmanuel Macron.

Macron dalam beberapa waktu terakhir memang memberi sinyal kuat bahwa Prancis akan segera memberikan dukungan resmi kepada negara Palestina.

Pernyataan Macron ini sontak memicu beragam reaksi, khususnya dari kubu pro-Israel yang merasa terancam oleh kemungkinan pengakuan Palestina oleh Prancis.

Target Waktu Pengakuan Palestina

Pada hari Rabu, 9 April 2025, Presiden Macron menegaskan bahwa Prancis mesti melakukan “tindakan nyata menuju pengakuan dan kedaulatan” untuk negara Palestina.

Ia bahkan menyarankan momen bersejarah ini bisa terjadi paling cepat Juni nanti.

Waktu ini bertepatan saat Prancis menjadi tuan rumah konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Palestina bersama Arab Saudi, menunjukkan keseriusan Prancis dalam isu krusial Palestina ini.

Syarat Pengakuan ala Macron

Dalam sebuah unggahan lanjutan di media sosial pada Jumat, 11 April 2025, Macron kembali memperjelas posisinya terkait Palestina.

“Ya, untuk keamanan Israel.

Ya untuk negara Palestina tanpa Hamas,” tulisnya.

Penegasan ini menunjukkan bahwa pengakuan Prancis terhadap Palestina datang dengan catatan penting, yaitu ketiadaan peran Hamas dalam pemerintahan Palestina di masa depan, sebuah syarat yang langsung disambar Yair Netanyahu.

Serangan Verbal Yair Netanyahu

Reaksi super geram datang dari Yair Netanyahu, figur publik yang dikenal memiliki pandangan pro-Israel garis keras.

Apalagi ia adalah putra dari perdana menteri Israel yang posisinya semakin terdesak oleh opini internasional.

Melalui unggahan di platform X (dulu Twitter), putra Netanyahu ini mendesak agar wilayah-wilayah seberang laut milik Prancis segera diberikan kemerdekaan penuh.

Samakan Macron dengan Kolaborator Nazi

Tidak berhenti di situ, Yair Netanyahu bahkan menyamakan Macron dengan para kolaborator Nazi Jerman di era Perang Dunia II, sebuah tuduhan yang luar biasa pedas dan sangat kontroversial.

“Brengsek kamu!” tulis Yair Netanyahu dalam unggahan penuh amarah tersebut.

Ia juga menyinggung Korsika, Kaledonia Baru, dan Guyana Prancis sebagai contoh standar ganda Prancis soal kemerdekaan, menyindir sikap Macron soal Palestina.

Kontroversi Sosok Yair Netanyahu

Lebih jauh, Yair Netanyahu membagikan unggahan pengguna lain yang membandingkan Macron dengan Philippe Pétain.

Pétain adalah pemimpin rezim Vichy Prancis yang terkenal bekerja sama dengan Nazi Jerman selama Perang Dunia II.

Perbandingan sensitif ini sontak memicu polemik panas, memperkeruh suasana terkait isu Palestina dan Prancis.

Kritik di Tengah Perang

Yair Netanyahu sendiri tercatat sudah menetap nyaman di Florida, Amerika Serikat, sejak perang Israel di Gaza meletus.

Keputusannya tinggal di luar negeri saat negaranya berperang menuai kecaman tajam dari berbagai media Israel.

Ia dikritik keras karena dianggap menghindari wajib militer, sementara ribuan pemuda Israel lainnya dikirim ke medan perang Gaza untuk membela negara.

Kelakuan dan komentar Yair Netanyahu terus jadi sorotan.

Tekanan pada Benjamin Netanyahu

Luapan emosi Yair Netanyahu ini muncul tepat ketika ayahnya, Benjamin Netanyahu, sedang menghadapi keresahan domestik yang meningkat di Israel.

Selain itu, kecaman internasional terhadap perang di Gaza yang dikobarkan Israel juga semakin kencang.

Tekanan dari berbagai penjuru terus menghantam pemerintah Israel agar segera mengakhiri konflik Gaza dan mencari solusi damai.

Komentar pedas Yair Netanyahu jelas tak membantu meredakan tensi.

Upaya Diplomatik Prancis

Maklumat terbaru dari Presiden Macron ini dikeluarkan seusai kunjungannya ke Mesir.

Di sana, ia bertemu Presiden Abdel Fattah al-Sisi dan Raja Yordania Abdullah II, membahas berbagai isu regional panas, termasuk situasi terkini di Palestina.

Pertemuan ini menegaskan kembali upaya negara Prancis memainkan peran aktif mencari solusi bagi konflik Israel-Palestina yang tak berkesudahan.

Solidaritas Macron untuk Warga Palestina

Saat berkunjung ke El-Arish, wilayah Mesir yang berdekatan dengan perbatasan Gaza, Macron juga menyempatkan diri menjenguk warga sipil Palestina yang terluka akibat konflik.

Ia secara tegas mengutuk pembunuhan oleh Israel terhadap para pekerja bantuan kemanusiaan dan petugas medis pada Maret lalu.

Macron pun menyerukan isolasi terhadap Gaza segera diakhiri, mengingat kondisi kemanusiaan yang kian memburuk di sana.

Dampak Pengakuan Prancis

Jika Prancis memberikan pengakuan resmi, negara ini akan jadi negara Barat paling berpengaruh yang mengakui kedaulatan Palestina.

Prancis akan bergabung dengan mayoritas negara di dunia, termasuk Irlandia, Norwegia, Spanyol, dan Slovenia, yang sudah melakukan hal serupa pada 2024.

Pengakuan Prancis ini jelas akan memberi dorongan moral dan politik besar bagi perjuangan Palestina di kancah internasional.

Hingga kini, sudah lebih dari 140 dari total 193 negara anggota PBB yang telah mengakui Negara Palestina. (Red)

Rekomendasi