
BERITATERBERITA – Tim elite Korps Brimob Polri sedang berjibaku dengan alam dan ancaman di wilayah yang dijuluki ‘zona merah’.
Mereka adalah Tim SAR dari Satgas AB Moskona, yang kini memfokuskan seluruh tenaga dan pikiran untuk menyisir hutan serta bantaran sungai di kawasan Moskona Barat, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.
Ada misi penting yang diemban: menemukan Iptu Tomi Marbun, seorang perwira yang hilang saat menjalankan tugas mulia, operasi kemanusiaan, di area yang tingkat gangguan keamanannya sangat tinggi.
Hilangnya Iptu Tomi Marbun di tengah tugas kemanusiaan ini menjadi perhatian serius. Apalagi area pencarian bukanlah medan biasa.
Teluk Bintuni, khususnya Moskona Barat, dikenal sebagai wilayah yang memiliki tantangan keamanan yang kompleks.
Bagaimana tim Brimob melakukan pencarian di area berbahaya seperti ini?
Seperti apa kondisi medan ekstrem yang harus mereka taklukkan demi menemukan rekan mereka?
Proses pencarian Iptu Tomi Marbun ini jauh dari kata mudah.
Medan di sana begitu ekstrem, bahkan longboat yang biasanya jadi andalan di Papua pun tidak bisa menjangkau hingga titik lokasi kejadian (TKP). Ini berarti seluruh pergerakan tim SAR Brimob harus dilakukan secara manual.
Berjalan kaki menembus hutan lebat yang minim jalur, melintasi sungai yang dipenuhi rintangan alam, menjadi rutinitas harian yang penuh perjuangan bagi Tim SAR Brimob di Teluk Bintuni ini.
Dokumentasi yang beredar di lapangan menunjukkan betapa detail dan hati-hatinya personel Brimob dalam operasi pencarian Iptu Tomi Marbun ini.
Mereka tak hanya mengandalkan insting, tetapi juga memetakan rute secara saksama menggunakan peta topografi.
Titik-titik strategis ditandai dengan presisi tinggi.
Beberapa anggota bahkan terlihat menggunakan teropong taktis untuk menelusuri arah aliran sungai, mencoba mengamati setiap detail, mencari kemungkinan jejak, atau bahkan sinyal sekecil apa pun yang menandakan keberadaan korban.
Menembus Rimba Maut: Operasi SAR Manual di Teluk Bintuni
Operasi pencarian Iptu Tomi Marbun di wilayah Moskona Barat, Teluk Bintuni, ini benar-benar menguji fisik dan mental personel Tim SAR Korps Brimob Polri.
Selain sulitnya medan, seluruh operasi harus dilakukan dengan senyap dan kesiagaan penuh. Alasannya jelas, wilayah ini tergolong sebagai ‘zona merah’ yang sangat rawan terhadap gangguan keamanan.
Potensi serangan bersenjata bisa datang kapan saja, membuat setiap langkah yang diambil oleh Tim SAR Brimob harus diperhitungkan matang-matang demi keselamatan personel dan keberhasilan misi pencarian Iptu Tomi Marbun.
Dalam kegiatan Anev Giat Operasi yang digelar di Aula Polres Bintuni, Komandan Pasukan (Danpas) Pelopor Korps Brimob Polri, Brigjen Pol. Gatot Mangkurat Putra P.J., memberikan penegasan penting mengenai operasi ini.
Beliau menjelaskan bahwa operasi di Teluk Bintuni ini sangat berbeda jauh dibandingkan dengan operasi yang mungkin biasa dilakukan di wilayah Jawa.
Meskipun mengemban misi kemanusiaan untuk mencari Iptu Tomi Marbun, kondisi medan yang brutal dan situasi keamanan yang mencekam menuntut penerapan pola operasi maksimal dengan tingkat disiplin yang super tinggi dari setiap personel Brimob.
“Di sini kita tidak bisa mengandalkan kenyamanan. Personel tidur hanya beralas ponco, makan dengan keterbatasan, dan harus selalu siap dalam kondisi apapun. Ini bukan sekadar operasi biasa, tapi latihan mental dan fisik dalam medan sesungguhnya,” ujar Brigjen Pol. Gatot, menggambarkan kerasnya kondisi yang dihadapi personel Brimob saat mencari Iptu Tomi Marbun di hutan Teluk Bintuni.
Beliau menekankan bahwa operasi ini adalah ujian nyata bagi ketangguhan personel Brimob di hadapan alam dan ancaman.
Setiap Langkah Penuh Waspada: Ancaman Datang Dari Mana Saja
Brigjen Pol. Gatot juga menyoroti pentingnya disiplin operasional yang tak boleh kendor sedikitpun, terutama dalam situasi tekanan tinggi seperti mencari Iptu Tomi Marbun di ‘zona merah’ Teluk Bintuni.
Kewaspadaan harus selalu menyala, mengingat kemungkinan serangan mendadak bisa datang dari berbagai arah, bahkan ancaman tak terduga bisa muncul dari bawah air.
Standar Operasional Prosedur (SOP) harus dijalankan secara ketat tanpa kompromi.
Setiap personel harus saling mendukung dan terus-menerus berjaga, memastikan keamanan diri sendiri dan rekan lainnya dalam operasi pencarian Iptu Tomi Marbun ini.
Operasi SAR yang dilakukan Tim SAR Korps Brimob Polri di wilayah Teluk Bintuni untuk mencari Iptu Tomi Marbun ini menjadi gambaran nyata betapa besar tantangan yang harus dihadapi personel Brimob Polri dalam menjalankan tugas, bahkan misi kemanusiaan sekalipun.
Keberanian menembus medan ekstrem, ketangguhan menghadapi kerasnya alam dan keterbatasan, serta integritas dalam menjalankan SOP menjadi kunci utama dalam pencarian yang hingga kini masih terus berlangsung.
Misi menemukan Iptu Tomi Marbun adalah bukti dedikasi Brimob Polri di tengah risiko yang mengintai setiap saat di ‘zona merah’ Papua Barat. (Dhet)