
BERITATERBERITA – Harga emas dunia tengah menjadi sorotan publik akhir-akhir ini.
Ini terjadi karena harga emas merosot tajam setelah sebelumnya naik tajam.
Emas awalnya naik tajam karena investor beralih kepada investasi “safe haven” di tengah ketidakpastian global yang meningkat.
Pada perdagangan Jumat, 2 Mei 2025, harga emas dunia mengalami pelemahan sebesar 0,01%.
Ini membawa harga emas ke level US$3.240,08 per troy ons.
Melemahnya harga emas ini tercatat telah terjadi selama empat hari beruntun.
Penurunan ini terjadi sejak menyentuh level tertinggi pada perdagangan 22 April 2025.
Saat itu, dalam perdagangan intraday, harga emas mencapai US$3.500,05 per troy ons.
Sejak puncak itu, harga emas dunia terus mengalami penurunan yang signifikan.
Ada beberapa sinyal jelas yang membuat gerak emas akhirnya bertekuk lutut di pasar global.
Salah satu faktor utama penyebab penurunan harga emas adalah melemahnya ketegangan perdagangan antara AS dan China.
Kondisi yang lebih kondusif ini menyebabkan aksi jual emas besar-besaran.
Emas dijual sebagai aset lindung nilai tradisional yang kurang dibutuhkan saat ketegangan mereda.
Sejumlah faktor lainnya yang mendukung penurunan harga emas adalah pertumbuhan lapangan kerja AS yang melambat sedikit pada bulan April.
Situasi pasar kerja ini memberi gambaran kondisi ekonomi.
Lalu faktor lainnya adalah para pembuat kebijakan The Federal Reserve (The Fed) yang telah mengisyaratkan bahwa suku bunga jangka pendek akan tetap tidak berubah untuk saat ini.
Ini terjadi karena mereka menunggu tanda-tanda yang lebih jelas bahwa inflasi mendekati target 2% bank sentral AS.
The Fed juga menunggu sampai ada tanda-tanda pasar kerja yang memburuk.
Meski harga emas sedang mengalami penurunan, John Alfred Paulson, seorang investor ternama sekaligus konglomerat AS, memiliki pandangan berbeda.
Paulson, yang meraih untung besar saat krisis keuangan global, memperkirakan harga emas bisa naik mendekati US$5.000 per troy ons.
John memprediksi harga emas bisa naik melejit pada tahun 2028.
Ini terjadi di tengah potensi ketegangan perdagangan masa depan dan pembelian besar-besaran oleh bank sentral berbagai negara.
Emas dipandangnya secara luas dianggap sebagai aset aman (safe haven) dan nilai lindung terhadap ketidakpastian global.
“Itu prediksi yang masuk akal dan berdasar,” kata Paulson dikutip dari CNBC International, Minggu, 4 Mei 2025.
“Saat bank sentral dan masyarakat mencari tempat penyimpanan nilai yang lebih stabil, saya pikir peran emas di dunia akan meningkat,” jelas Paulson.
Paulson menambahkan, kenaikan harga emas tidak langsung ke US$5.000.
Harga emas akan menuju tren US$4.000 dalam waktu tiga tahun mendatang.
“Kisaran US$4.000 dalam tiga tahun,” timpal dia saat dikutip Reuters.
“Itu prediksi yang sangat beralasan.
Saya pikir itu angka yang wajar,” tambah Paulson, menegaskan keyakinannya.
Paulson memprediksi bahwa ekonomi dunia dan AS khususnya tidak dalam kondisi baik-baik saja di masa depan.
Akibatnya, tingkat kepercayaan orang untuk menaruh investasi mereka di dolar AS (US$) menurun.
Mereka cenderung mengalihkan investasi tersebut ke emas.
“Tempat terbaik untuk dituju jika kepercayaan Anda pada dolar (AS) berkurang adalah emas sebagai mata uang cadangan,” tekannya. (Siska)