
Unggahan gambar AI Trump ini muncul saat umat Katolik sedang dalam masa berduka.
Mereka berduka atas kematian Paus Fransiskus, yang meninggal pada 21 April lalu.
Gambar ini diunggah Trump pada Jumat malam setelah tanggal kematian Paus Fransiskus, menambah sensitivitas momen tersebut.
Konferensi Katolik Negara Bagian New York, yang mewakili para uskup di New York, langsung menuduh Trump mengolok-olok agama Katolik.
Unggahan tersebut pun muncul beberapa hari setelah Trump sempat bercanda kepada wartawan.
Saat itu, Trump menyatakan, “Saya ingin menjadi Paus.”
Kritik keras terutama datang dari Konferensi Katolik Negara Bagian New York.
Mereka mengkritik gambar tersebut melalui platform X.
“Tidak ada yang pintar atau lucu tentang gambar ini, Tuan Presiden,” tulis kelompok tersebut dengan tegas.
“Kami baru saja menguburkan Paus Fransiskus terkasih kami,” lanjut mereka dalam pernyataannya.
“Dan para kardinal akan memasuki konklaf khidmat untuk memilih pengganti baru Santo Petrus.”
“Jangan mengejek kami,” tegas Konferensi Katolik Negara Bagian New York, menyuarakan amarah umat.
Kritik juga datang dari Eropa.
Mantan Perdana Menteri Italia yang condong ke kiri, Matteo Renzi, juga mengecam unggahan Trump.
“Ini adalah gambar yang menyinggung orang beriman,” tulis Renzi dalam bahasa Italia pada X.
“Menghina lembaga, dan menunjukkan bahwa pemimpin dunia sayap kanan senang bercanda,” tambah Renzi, menyoroti persepsinya tentang unggahan itu.