
Sementara itu, Vatikan sendiri sedang mempersiapkan diri.
Mereka akan menyelenggarakan konklaf untuk memilih pengganti Paus Fransiskus, yang direncanakan akan dimulai pada Rabu.
Juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, menolak menjawab pertanyaan tentang unggahan Trump.
Ia tidak memberi komentar selama jumpa pers dengan wartawan pada hari Sabtu, 3 Mei 2025.
Di sisi lain, pihak Trump menolak segala anggapan bahwa mantan presiden dari Partai Republik itu mengolok-olok kepausan.
“Presiden Trump terbang ke Italia untuk memberi penghormatan kepada Paus Fransiskus dan menghadiri pemakamannya,” kata sekretaris pers Karoline Leavitt.
Ia menambahkan klaim bahwa Trump telah menjadi pejuang setia bagi umat Katolik dan kebebasan beragama.
Perlu dicatat, Trump bukanlah presiden pertama yang dituduh mengolok-olok agama Katolik. Mantan Presiden AS Joe Biden juga pernah menimbulkan kemarahan setahun lalu.
Ini terjadi ketika ia membuat tanda salib pada rapat umum pro-aborsi di Tampa, Florida. Peristiwa itu juga memicu reaksi keras dari sejumlah pihak. (Dirto)