
BERITATERBERITA – Bayangkan jika sebantar lagi kamu bisa menenteng dompet yang terbuat dari kulit dinosaurus.
Bukan fosil, melainkan kulit asli yang direkayasa dari DNA T-Rex di laboratorium mutakhir.
Dilansir laman Study Finds pada Minggu, 4 Mei 2025, tiga perusahaan bergabung untuk menciptakan sesuatu yang mereka klaim sebagai material mewah pertama di dunia.
Material ini dibuat dari cetak biru genetik predator puncak yang telah punah, yaitu T-Rex yang perkasa.
Agensi kreatif VML, bersama dengan para ahli rekayasa genom dari The Organoid Company dan Lab-Grown Leather, mengumumkan kemitraan mereka pada 25 April lalu.
Tujuan ambisius mereka yaitu merevolusi industri kulit global senilai US$780 miliar. Ini dilakukan dengan memperkenalkan biologi prasejarah ke pasar material mewah.
“Dengan kulit T-Rex, kita memanfaatkan biologi masa lalu untuk menciptakan material mewah masa depan,” ujar Kepala Kreatif Global di VML, Bas Korsten.
Korsten bukan orang baru dalam inovasi prasejarah yang menarik perhatian. Sebelumnya, ia memimpin proyek “Bakso Mammoth” yang menciptakan kehebohan di seluruh dunia.
Ilmu di balik inovasi ini menggunakan bioteknologi canggih. Ini untuk menggabungkan genetika kuno dengan manufaktur modern.
Alih-alih mencoba mengkloning dinosaurus sungguhan, perusahaan-perusahaan ini mengambil pendekatan yang lebih fokus.
Mereka mengisolasi informasi genetik spesifik untuk jaringan kulit dari T-Rex. Para ilmuwan memulai dengan kolagen T-Rex membatu.
Kolagen adalah protein utama yang ditemukan dalam kulit dan jaringan ikat. Kolagen fosil ini berfungsi sebagai cetak biru biologis mereka.
The Organoid Company kemudian merekayasa DNA sintetis berdasarkan template kuno ini. DNA ini kemudian dimasukkan ke dalam proses kultivasi sel milik Lab-Grown Leather.
Proses kultivasi itu dikenal sebagai Elemental-X.
Yang membedakan pendekatan ini dari alternatif kulit yang ada di pasar adalah caranya. Sel-sel hasil rekayasa ini tumbuh secara alami.
Ini terjadi tanpa struktur pendukung buatan. Lab-Grown Leather menggunakan metodologi yang mereka sebut “bebas perancah”.
Metodologi ini memungkinkan sel untuk menciptakan struktur alami mereka sendiri. Ini menghasilkan material yang secara struktural identik dengan kulit alami.
Hasilnya, diklaim, sebagai material dengan sifat kulit autentik. Ini bukan sekadar imitasi atau kulit sintetis biasa.
Namun, beberapa ahli sains menempatkan pengumuman ini dalam kategori yang sama dengan apa yang disebut “de-ekstinngsi” serigala purba baru-baru ini.
Seorang ahli paleontologi vertebrata di Universitas Maryland, Thomas Holtz, Jr., mengatakan kepada Live Science.
Klaim perusahaan-perusahaan tersebut “menyesatkan” dan tidak lebih dari sekadar “fantasi”.
Profesor rekayasa genom sintetis di Imperial College London, Tom Ellis, mengatakan kepada NBC News.
Pengumuman tersebut hanyalah “gimmick”, sambil mencatat keraguannya.
Kolagen yang diproduksi oleh tim tersebut kemungkinan tidak akan berbeda dari kulit sintetis lainnya.
“Saya ragu pengetahuan kita tentang evolusi dinosaurus cukup baik untuk dapat merancang gen kolagen secara spesifik dari T-Rex,” ujarnya.
Produksi kulit tradisional menimbulkan berbagai masalah etika dan lingkungan yang serius.
Industri ini berkontribusi pada deforestasi yang dibutuhkan untuk penggembalaan sapi.
Ini juga menggunakan proses penyamakan kimia yang melibatkan zat berbahaya seperti kromium.
Bahan kimia ini sering menyebabkan polusi air dan risiko kesehatan bagi pekerja penyamakan kulit.
Kulit T-Rex sintetis disebut menawarkan solusi potensial untuk masalah-masalah yang telah lama ada ini.
Dinosaurus mengembangkan adaptasi luar biasa selama 165 juta tahun kekuasaan mereka di Bumi.
Perusahaan-perusahaan tersebut berpendapat bahwa adaptasi ini membuat material yang berasal dari dinosaurus sangat cocok untuk kondisi menantang saat ini.
Seiring dengan intensifikasi perubahan iklim, material yang terinspirasi oleh spesies yang berkembang pesat selama periode paling ekstrem di Bumi.
Ini dapat menawarkan karakteristik kinerja yang unggul untuk masa depan.
CEO The Organoid Company, Thomas Mitchell, menjelaskan perspektif ilmiahnya soal proyek tersebut.
“Proyek ini adalah contoh luar biasa bagaimana kita dapat memanfaatkan rekayasa genom dan protein mutakhir untuk menciptakan material yang sama sekali baru,” ujarnya.
“Dengan merekonstruksi dan mengoptimalkan urutan protein kuno, kita dapat merancang kulit T-Rex, sebuah biomaterial yang terinspirasi oleh biologi prasejarah,” lanjutnya.
“Dan mengkloningnya ke dalam lini sel yang direkayasa khusus,” pungkas Mitchell.
Profesor Che Connon dari Lab-Grown Leather menyoroti pencapaian teknologi mereka.
“Platform rekayasa jaringan canggih milik kami sekali lagi membuktikan fleksibilitasnya,” kata dia.
“Dengan berkolaborasi dengan VML dan The Organoid Company, kami membuka potensi untuk merekayasa kulit dari spesies prasejarah, dimulai dengan T-Rex yang perkasa,” tambah Profesor Connon.
Produk pertama yang terbuat dari material prasejarah ini diperkirakan akan tiba pada akhir 2025.
Dengan fokus awal pada aksesori mewah seperti dompet.
Namun, perusahaan-perusahaan ini memiliki ambisi lebih luas.
Mereka punya rencana untuk akhirnya memperluas ke aplikasi otomotif dan industri lain di luar mode. (Red)