
BERITATERBERITA – Nissan kini menghadapi tekanan besar di pasar otomotif China yang sangat kompetitif.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa perusahaan asal Jepang itu berencana untuk menutup operasi di salah satu pabrik besarnya di Wuhan.
Ini adalah langkah drastis yang diambil oleh Nissan di tengah tantangan pasar.
Keputusan penutupan pabrik di Wuhan ini menyusul penurunan kinerja penjualan model andalan. Model itu antara lain Ariya dan X-Trail, yang memang diproduksi di pabrik tersebut.
Pabrik di Wuhan ini sendiri baru mulai beroperasi pada tahun 2022. Namun, produksinya hanya mencapai sekitar 10.000 unit per tahun.
Angka ini sangat jauh dari kapasitas maksimumnya yang mencapai 300.000 unit per tahun. Sebagai catatan, lokasi pabrik tersebut disewa oleh Nissan dari mitranya, Dongfeng Motor.
Tekanan terhadap Nissan tidak berhenti di situ. Persaingan ketat dari produsen lokal di China telah secara signifikan memengaruhi kemampuan merek asing seperti Nissan untuk tetap kompetitif.
Menurut laporan dari Reuters, melonjaknya popularitas kendaraan listrik (EV) buatan lokal menjadi faktor utama.
Fenomena ini membuat perusahaan Jepang itu tertinggal di pasar China. Mereka tertinggal terutama dalam memenuhi selera konsumen di Tiongkok.
Konsumen kini terlihat lebih condong ke merek lokal yang menawarkan beragam pilihan EV.
Sebelumnya, pada Juni tahun lalu (Juni 2024), Nissan sudah menutup satu lagi pabriknya. Pabrik itu berada di Changzhou dan berkapasitas produksi hingga 130.000 unit per tahun.
Penutupan itu juga terjadi karena perubahan lanskap pasar yang makin menguntungkan produsen EV China.
Ditambah lagi menurunnya permintaan untuk kendaraan impor.
Dalam upaya besar untuk menyelamatkan perusahaan, Nissan tengah melaksanakan rencana restrukturisasi besar-besaran.
Rencana ini meliputi pemangkasan sekitar 9.000 pekerjaan di seluruh dunia.
Juga termasuk penutupan sejumlah fasilitas produksi lainnya serta pengurangan jajaran model yang ditawarkan.
Perusahaan itu juga tengah gencar mencari mitra strategis baru.
Ini termasuk kemungkinan kerja sama potensial dengan raksasa teknologi Taiwan, Foxconn. (Dirto)