Low Tuck Kwong Kembali Takhtai Orang Terkaya RI: Kekayaan Rp 454 Triliun, Geser Hartono Bersaudara!

Konglomerat Low Tuck Kwong kembali menempati posisi orang terkaya nomor 1 di Indonesia

BERITATERBERITA – Peta persaingan orang-orang terkaya di Indonesia kembali berubah. Konglomerat pemilik perusahaan tambang batu bara, Low Tuck Kwong, berhasil merebut kembali posisi puncak.

Seperti dilansir dari media katadata, Ia kini menempati peringkat pertama mengungguli para miliarder lain di tanah air. Kekayaannya tercatat mencapai angka yang fantastis.

Forbes Billionaires per 7 Mei 2025 menempatkannya sebagai sosok paling tajir se-Indonesia. Angka kekayaannya tembus ratusan triliun rupiah.

Low Tuck Kwong Kembali Orang Terkaya Nomor 1 RI

Konglomerat Low Tuck Kwong kembali menempati posisi orang terkaya nomor 1 di Indonesia. Mengacu data Forbes Billionaires yang dikutip Rabu (7/5/2025), kekayaan pendiri perusahaan tambang batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mencapai US$ 27.6 miliar atau setara dengan Rp 454 triliun. Kekayaan ini menjadikannya yang teratas di tanah air.

Kekayaan Low Tuck Kwong ini mengungguli dua bersaudara pemilik Grup Djarum, R Budi Hartono dan Michael Hartono. Pemilik dan pendiri Grup Barito, Prajogo Pangestu, sempat berada urutan pertama Januari 2025 dengan kekayaan sekitar Rp 750 triliun. Kini Prajogo Pangestu berada urutan keempat dengan kekayaan sekitar Rp 326 triliun.

Kini Low Tuck Kwong merupakan pemegang saham mayoritas sekaligus pengendali perusahaan Bayan Resources (BYAN). Ia memiliki kepemilikan 40,17% saham di emiten batu bara tersebut. Di perusahaan tambang batu bara ini ia juga bertindak sebagai Direktur Utama. Adapun masyarakat menggenggam sebanyak 21,3% saham BYAN.

Emiten lain terafiliasi Low Tuck Kwong adalah PT Samindo Resources Tbk (MYOH) juga bergerak tambang batu bara. Di Samindo ia hanya memegang 14,18% saham, lebih kecil dari total kepemilikan masyarakat sebesar 16,33%. Pengendali perusahaan adalah ST International Corporation dengan kepemilikan 59,03% saham MYOH.

Di samping itu, Low Tuck Kwong juga mengendalikan perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy. Perusahaan yang sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources ini memiliki saham di The Farrer Park Company dan Samindo Resources. Low Tuck Kwong memulai karirnya bekerja di perusahaan konstruksi milik ayahnya di Singapura saat remaja. Ia kemudian pindah Indonesia pada 1972, berganti kewarganegaraan menjadi WNI sejak 1992.

Daftar 10 Orang Terkaya RI Menurut Forbes Billionaires per 7 Mei 2025

  1. Low Tuck Kwong: US$ 27,6 Billion (± Rp 454 T) (Batu Bara, Peringkat Dunia 72)
  2. R Budi Hartono: US$ 22,5 Billion (± Rp 371 T) (Perbankan, Rokok, Peringkat Dunia 87)
  3. Michael Hartono: US$ 21,6 Billion (± Rp 356 T) (Perbankan, Rokok, Peringkat Dunia 95)
  4. Prajogo Pangestu: US$ 19,9 Billion (± Rp 326 T) (Petrokimia, Energi, Peringkat Dunia 101)
  5. Sri Paskah Lohia: US$ 8,4 Billion (± Rp 138 T) (Petrokimia, Peringkat Dunia 366)
  6. Otto Toto Sugiri: US$ 7 Billion (± Rp 115 T) (Data Center, Peringkat Dunia 482)
  7. Agoes Projosasmito: US$ 5,2 Billion (± Rp 86 T) (Tambang, Investasi, Peringkat Dunia 692)
  8. Tahir & Family: US$ 5,2 Billion (± Rp 86 T) (Beragam, Peringkat Dunia 698)
  9. Marina Budiman: US$ 5 Billion (± Rp 82 T) (Data Center, Peringkat Dunia 742)
  10. Dewi Kam: US$ 4,8 Billion (± Rp 79 T) (Batu Bara, Peringkat Dunia 760)

(Catatan: Estimasi nilai Rupiah di atas dapat bervariasi tergantung kurs saat konversi, angka triliunan disesuaikan pembulatan)

Kinerja Emiten Afiliasi Low Tuck Kwong Moncer

Peningkatan kekayaan Low Tuck Kwong, pengendali perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy, terjadi seiring kinerja moncer emiten yang ia miliki. Mengacu laporan disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, dua emiten milik Low Tuck Kwong yaitu BYAN dan PT Samindo Resources Tbk (MYOH) sama-sama mencetak kinerja kinclong pada kuartal pertama 2025.

Menurut manajemen BYAN dalam keterbukaan informasi, pada 31 Maret 2025 dan 2024, tidak terdapat instrumen dapat menimbulkan penerbitan saham biasa. Sehingga nilai laba bersih per lembar saham terdilusi setara laba bersih per lembar saham dasar. Dalam laporan kepada BEI, perusahaan jasa pertambangan batu bara MYOH mencatatkan laba bersih sebesar US$ 3,8 juta. Capaian itu setara Rp 63 miliar pada kuartal pertama 2025. Ini pertumbuhan 501% dibandingkan laba triwulan pertama 2024 sebesar US$ 0,64 juta atau Rp 10,3 miliar.

Serupa MYOH, BYAN juga mencatatkan kinerja moncer pada periode sama. Emiten bergerak bidang industri pertambangan dan kontraktor batu bara itu mencetak kenaikan pendapatan sebesar 15%.

Pergerakan saham dua emiten dekapan Low Tuck Kwong ini juga sejalan pergerakan saham di bursa. Sejak awal tahun saham MYOH mencatatkan kenaikan 11,49% dari Rp 1.610 pada 2 Januari menjadi Rp 1.795 pada penutupan perdagangan Selasa, 6 mei 2025. Adapun saham BYAN bergerak stabil di rentang Rp 20.300. (W. Sitanggang)

Rekomendasi