Jawa Barat Bebas Preman? Polda Jabar Gelar Operasi Besar, Hasilnya Mengejutkan!

Kapolda Jabar, Irjen Pol. Rudi Setiawan (Foto: Humas Polda Maluku)

BERITATERBERITA – Masyarakat Jawa Barat kini bisa sedikit bernapas lega, setidaknya untuk sementara waktu, dari ancaman aksi premanisme yang kerap meresahkan.

Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Barat baru saja menorehkan catatan gemilang dalam upaya pemberantasan kejahatan jalanan ini.

Melalui gelaran Operasi Pekat II Lodaya 2025, aparat kepolisian berhasil menunjukkan hasil yang sangat signifikan dalam menindak berbagai bentuk premanisme.

Operasi intensif yang dilaksanakan selama sepuluh hari penuh, dari tanggal 1 hingga 10 Mei 2025, ini menargetkan berbagai penyakit masyarakat, dengan fokus tajam pada aksi premanisme.

Ratusan Kasus Terungkap, Ratusan Pelaku Digelandang

Hasil Operasi Pekat II Lodaya 2025 ini sungguh mencengangkan; total 177 kasus berhasil diungkap oleh jajaran Polda Jabar.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 111 kasus secara spesifik merupakan kasus yang berkaitan langsung dengan aksi premanisme di berbagai wilayah Jawa Barat.

Keberhasilan ini juga tercermin dari jumlah pelaku yang berhasil diamankan oleh aparat kepolisian.

Total 504 orang pelaku kejahatan telah dijaring, terdiri dari 44 pelaku yang merupakan Target Operasi (TO) yang sudah diincar dan 133 pelaku Non-Target Operasi (Non TO) yang terjaring selama operasi berlangsung.

Barang Bukti Beragam Disita dari Pelaku Kejahatan

Selain mengamankan ratusan pelaku, pihak kepolisian juga berhasil menyita beragam barang bukti yang sering digunakan dalam aksi kejahatan.

Barang bukti yang disita meliputi 45 senjata tajam, 1 unit airsoft gun, 98 kendaraan roda dua yang diduga terkait kejahatan, serta 5 kendaraan roda empat.

Turut disita juga 8 unit telepon genggam, 49 dokumen, 31 potong pakaian, dan 2 kartu identitas, yang semuanya diduga berkaitan dengan aktivitas kriminal para pelaku.

Operasi ini sendiri dilaksanakan berdasarkan landasan hukum yang kuat, yaitu Rencana Operasi Nomor: R/Renops/12/IV/Ops.1.3/2025 dan Surat Perintah Kapolda Jabar Nomor: Sprin/1102/IV/OPS.1.3./2025 yang dikeluarkan pada tanggal 29 April 2025.

Seluruh personel gabungan dari satuan preemtif, preventif, penegakan hukum (gakkum), serta satuan bantuan dari tingkat Polda hingga seluruh Polres di jajaran Polda Jabar dikerahkan untuk memastikan kelancaran dan keberhasilan operasi ini.

Komitmen Polda Jabar: Berantas Penyakit Masyarakat

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan, menyatakan bahwa Operasi Pekat II Lodaya 2025 adalah bukti nyata komitmen jajarannya dalam menciptakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang kondusif.

“Operasi ini mencerminkan kerja keras seluruh personel yang turun langsung ke masyarakat untuk memberantas penyakit masyarakat, terutama premanisme yang kerap meresahkan warga,” ujar Kombes Hendra pada Senin, 12 Mei 2025.

Beliau menegaskan bahwa Polda Jabar akan terus konsisten dalam melakukan penegakan hukum.

Penindakan akan dilakukan secara tegas dan terukur, namun tetap mengedepankan pendekatan yang humanis.

Kasus Menonjol Berhasil Ditangani Tuntas

Selama pelaksanaan Operasi Pekat II Lodaya 2025, sejumlah kasus menonjol yang sempat meresahkan publik juga berhasil diungkap dan ditangani.

Beberapa di antaranya adalah kasus penganiayaan yang melibatkan anggota ormas Gibas, yang berhasil diatasi melalui kerja keras Polres Tasikmalaya dan Polres Cimahi.

Selain itu, kasus perampasan mobil yang dilakukan oleh debt collector dari perusahaan pembiayaan Indomobil juga berhasil ditangani oleh jajaran Polda Jabar.

Tidak Hanya Penindakan, Pembinaan pun Ditempuh

Polda Jabar menyadari bahwa pemberantasan premanisme tidak cukup hanya dengan penindakan hukum.

Oleh karena itu, langkah penindakan ini juga akan dibarengi dengan upaya pembinaan yang komprehensif.

“Pembinaan serta solusi terkait lahan pekerjaan dan persoalan sosial budaya preman terus dibicarakan bersama Gubernur Jawa Barat dan kepala daerah di tingkat kota dan kabupaten,” tambah Kombes Hendra.

Langkah ini menunjukkan bahwa Polda Jabar tidak hanya fokus pada penegakan hukum, tetapi juga berusaha mencari akar permasalahan sosial yang melatarbelakangi munculnya premanisme.

Kapolda Jabar sendiri telah memberikan instruksi tegas kepada seluruh jajarannya untuk terus melakukan penindakan dan penertiban secara berkelanjutan.

Perintah ini bertujuan agar tercipta situasi kamtibmas yang benar-benar kondusif di seluruh wilayah hukum Polda Jawa Barat, memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat. (Dhet)

Rekomendasi