
Meskipun diterjang gelombang, perahu Madinuru masih bisa bergerak, dan ia segera membelokkan haluan menuju Pulau Talang demi mencari perlindungan.
Namun, hanya sekitar 20 meter dari bibir pantai, mesin perahu tiba-tiba mati total. Perahu pun terdampar di tepian pulau yang tidak berpenghuni tersebut.
Keluarga itu terisolasi tanpa daya di tengah kegelapan malam, berjuang melawan dingin dan rasa takut.
Namun, sekitar pukul 03.00 WIT, secercah harapan muncul ketika Madinuru berhasil menghubungi keluarganya di Namrole, Ahmad Sanimu, menggunakan ponselnya.
Informasi kecelakaan itu segera menyebar cepat; Ahmad Sanimu menghubungi adiknya, Alin, di Nalbessy.
Pukul 05.30 WIT, staf Masjid Nurul Akbar Desa Nalbessy mengumumkan insiden ini melalui pengeras suara, meminta bantuan masyarakat.
Respon cepat datang dari Personel Polsek Leksula yang langsung bergegas menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Pulau Talang.
Perjalanan dari Polsek Leksula ke Pulau Talang hanya bisa ditempuh melalui jalur laut, memakan waktu sekitar satu jam.
Setibanya di lokasi, petugas segera melakukan evakuasi terhadap kelima korban yang sudah menunggu dengan cemas.