
Mengapa Ratusan Nyawa Pertaruhkan Diri Lari dari Korea Utara Setiap Tahun?
BERITATERBERITA – Setiap tahun, meskipun penuh risiko, ratusan warga Korea Utara nekat berupaya meninggalkan negaranya demi mencari kebebasan. Minggu, 8 Juni 2025, dirangkum dari berbagai sumber internasional, terungkap betapa sulit dan berbahayanya jalan yang harus mereka tempuh untuk mewujudkan impian tersebut.
Jalan Terjal Menuju Kebebasan dari Korea Utara
Jumlah warga Korea Utara yang berhasil melarikan diri memang mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Meningkatknya tindakan tegas oleh otoritas Korea Utara terhadap warganya yang tertangkap saat mencoba membelot menjadi penyebab utama, selain itu, jalur pelarian pun semakin diperketat.
Tim geografis memvisualisasikan betapa rumit dan berbahayanya rute keluar dari Korea Utara. Negara yang terletak di Semenanjung Korea ini berbatasan dengan Cina di utara, Korea Selatan di selatan, dan Rusia di ujung timur laut.
Ancaman Maut di Setiap Perbatasan Korea Utara
Salah satu rute paling berbahaya adalah melarikan diri langsung ke Korea Selatan melalui zona demiliterisasi (DMZ). Area sepanjang 248 KM dan lebar 4 KM ini dipagari kawat berduri yang dialiri listrik, ditanami jutaan ranjau, dan dijaga ribuan tentara bersenjata dengan perintah menembak siapa pun yang melintas.
Pilihan lain melalui Laut Kuning atau Laut Jepang juga sama risikonya. Warga miskin Korea Utara kesulitan mendapatkan perahu, dan jika berhasil pun harus menghadapi patroli militer, risiko tenggelam, hingga terjangan topan di lautan.
China dan Rusia Bukanlah Surga Pelarian yang Aman
Menyeberangi perbatasan dengan Rusia, yang dipisahkan oleh Sungai Tumen sepanjang 17 km, juga sulit karena patroli ketat di kedua sisi. Jika berhasil mencapai Vladivostok, tempat Kedutaan Korea Selatan berada, pembelot bisa aman, namun risiko tertangkap militer Rusia dan dideportasi kembali sangat tinggi.
Rute favorit para pembelot adalah menyeberangi perbatasan ke Cina melalui Sungai Yalu yang panjangnya 1.352 KM. Meskipun patroli di perbatasan ini tidak seketat lainnya, Cina bukanlah tempat aman karena pembelot yang tertangkap juga akan dipulangkan ke Korea Utara.
Perjalanan Panjang dan Mahal Menuju Kebebasan Sejati
Bagi yang berhasil masuk Cina tanpa tertangkap, mereka harus mencari calo dengan tarif mencapai 18.000 USD atau setara dengan Rp274 juta untuk mencapai Korea Selatan. Alternatif lain adalah menuju konsulat Korea Selatan di Shenyang, namun risiko penangkapan oleh polisi Cina tetap mengintai.
Rute lain seperti Vietnam, Laos, Myanmar, India, Bhutan, dan Nepal juga memiliki tantangan dan risiko tinggi. Pilihan terbaik yang tersisa adalah menyeberang ke Thailand atau Mongolia, negara yang bersimpati pada pembelot Korea Utara, meskipun perjalanan ke sana pun tidak mudah, seperti melewati Gurun Gobi yang ekstrem untuk mencapai Mongolia.
Ribuan Orang Berhasil, Namun Ada yang Kembali dengan Tragis
Meskipun sulit dan berbahaya, tercatat sekitar 30.000 warga Korea Utara berhasil mencapai Korea Selatan sejak tahun 1990-an. Ironisnya, ada juga yang memutuskan kembali ke Korea Utara karena kesulitan beradaptasi atau ingin bertemu keluarga, meskipun risiko yang dihadapi setelah kembali sangatlah besar. (Dirto)