
Seminar GKPI Humbahas Ungkap Strategi Pelayanan Gereja yang Lebih Relevan di Era Modern
BERITATERBERITA – Koordinator Wilayah VII (Korwil VII) Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Regional Humbang Hasundutan (Humbahas), Pendeta Leo Hutahaean, menggelar sebuah acara penting bertajuk “Seminar Sehari” pada hari Sabtu, 14 Juni 2025.
Acara yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari ini bertujuan untuk memperkuat kualitas pelayanan gereja di tengah jemaat dan masyarakat luas.
Mengangkat tema sentral “Amanat Agung Kristus” (Matius 28: 19-20), seminar ini memberikan wawasan mendalam bagi para pendeta, penatua, serta calon penatua dari seluruh wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan.
Antusiasme Peserta Menyambut Peningkatan Kapasitas
Sejak pukul 09.00 WIB, para peserta seminar telah memadati lokasi acara untuk melakukan registrasi, menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap kegiatan ini. Rangkaian acara kemudian dilanjutkan dengan ibadah khidmat yang dimulai pada pukul 09.45 WIB dan dipimpin langsung oleh Korwil VII GKPI, Pendeta Leo Hutahaean.
Suasana kebersamaan dan semangat untuk belajar terpancar dari wajah setiap peserta yang hadir.
Menghadirkan Tim Misioner dari Amerika sebagai Pembicara Utama
Seminar sehari ini menghadirkan tiga narasumber istimewa yang merupakan tim misioner dari Amerika Serikat, membawa pengalaman dan pengetahuan berharga untuk dibagikan kepada para peserta.
Mereka adalah Pendeta Ir. Busmin Simanjuntak D.Min., Ev. M. Bindu Hutahaean, dan Benny Oktavianus Hutahaean.
Kehadiran para misionaris ini diharapkan dapat memberikan perspektif baru dan memotivasi para pelayan gereja untuk semakin meningkatkan pengabdian mereka.
Kisah Pengabdian Narasumber Menginspirasi Pelayanan
Pendeta Ir. Busmin Simanjuntak D.Min., seorang tokoh kelahiran Kabupaten Toba pada 1 September 1955, berbagi perjalanan hidupnya yang inspiratif.
Sebelum mengabdikan diri sebagai pendeta, beliau pernah menjabat sebagai kepala cabang PLN di Gambir, Jakarta Pusat, dan juga aktif sebagai Penatua selama 27 tahun (1988-2015).
Setelah mendapatkan gelar Evangelis pada tahun 2002, beliau ditahbiskan menjadi pendeta pada Juni 2015 dan hingga kini, di usia 70 tahun, tetap setia melayani suku anak dalam di Provinsi Jambi melalui zending HKBP.
Pengalaman Penginjilan Lintas Agama dan Wilayah
Evangelis M. Bindu Hutahaean, seorang misionaris Amerika lainnya yang berasal dari Jemaat HKBP, memaparkan pengalamannya dalam tugas pelayanan penginjilan yang menjangkau berbagai lapisan masyarakat.
Pelayanannya tidak terbatas pada umat Kristen, tetapi juga merangkul penganut agama lain seperti Katolik, Islam, Budha, dan Hindu, bahkan hingga mereka yang belum memiliki keyakinan agama.
Beliau mengaku bahwa jangkauan pelayanannya telah meluas dari Sabang hingga Merauke, menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam menyebarkan pesan kasih.
Keteguhan dalam Panggilan Pelayanan
Narasumber ketiga, Benny Oktavianus Hutahaean, saat ini tengah menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Theologi (STT) Pematang Siantar.
Meskipun sempat mengalami beberapa kali kegagalan dalam proses pendaftaran, semangatnya untuk melayani tidak pernah padam.
Berkat bimbingan dan dukungan dari tim misioner, ia tetap setia dalam pelayanan penginjilan, menunjukkan keteguhan hati dalam mengejar panggilan Tuhan.
Pendalaman Amanat Agung dan Komitmen Pelayan Gereja
Sesi pertama seminar diisi dengan pemaparan mendalam mengenai Amanat Agung Kristus serta komitmen yang harus dimiliki oleh setiap pelayan Gereja Protestan.
Narasumber pertama memberikan pencerahan tentang bagaimana implementasi Amanat Agung dalam konteks pelayanan gereja masa kini.
Para peserta diajak untuk merefleksikan kembali panggilan mereka sebagai pelayan Tuhan dan memperbarui komitmen untuk menjalankan misi Kristus dengan sungguh-sungguh.
Landasan Kehidupan Kristen dan Misi Allah Bapa dan Anak
Sesi kedua menghadirkan narasumber kedua yang mengupas tuntas dasar-dasar kehidupan Kristen yang dikehendaki oleh Tuhan dalam misi Allah Bapa dan Anak.
Beliau menekankan bahwa gereja memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan misi tersebut, mewujudkan kehidupan baru (lahir baru) bagi setiap penatua maupun pelayan Tuhan.
Pesan ini menggugah para peserta untuk terus bertumbuh dalam iman dan menjadi agen perubahan di tengah masyarakat.
Kekuatan Firman Tuhan dan Doa bagi Orang Percaya
Narasumber ketiga memberikan materi tentang pengenalan akan Firman Tuhan serta pemahaman mendalam tentang doa dan kuasanya bagi setiap orang yang percaya.
Beliau menjelaskan betapa pentingnya Firman Tuhan sebagai pedoman hidup dan bagaimana doa dapat menjadi sumber kekuatan serta jalan untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta.
Para peserta diingatkan akan dahsyatnya kuasa doa dalam kehidupan sehari-hari dan dalam pelayanan.
Persekutuan dan Kesaksian yang Membangun Iman
Setelah menikmati santap siang bersama, acara dilanjutkan dengan sesi persekutuan dan kesaksian dari ketiga narasumber.
Sesi ini memberikan kesempatan bagi para narasumber untuk berbagi pengalaman pribadi mereka dalam melayani Tuhan, yang semakin menguatkan iman dan semangat para peserta seminar.
Kesaksian-kesaksian yang inspiratif ini memberikan gambaran nyata tentang bagaimana Tuhan bekerja melalui kehidupan orang-orang yang setia kepada-Nya.
Tujuan Mulia Seminar: Peningkatan Pelayanan yang Berdampak
Koordinator Wilayah VII (Korwil VII) GKPI Regional Humbang Hasundutan, Pendeta Leo Hutahaean, menjelaskan bahwa tujuan utama dari seminar sehari ini adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan gereja di tengah jemaat dan masyarakat.
Beliau berharap agar melalui kegiatan ini, para pelayan gereja semakin termotivasi dan memiliki bekal yang cukup untuk menjalankan tugas panggilan mereka dengan lebih efektif dan berdampak positif bagi lingkungan sekitar.
Sesi Tanya Jawab Interaktif dan Transparan
Acara seminar ini berlangsung dengan sangat baik, ditandai dengan suasana yang lugas, transparan, dan elegan.
Para peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dalam sesi tanya jawab yang dipimpin oleh Pendeta Sri Devita Hutasoit sebagai pembawa acara.
Setiap pertanyaan dijawab dengan jelas dan komprehensif oleh ketiga narasumber, menciptakan interaksi yang konstruktif dan memperkaya pemahaman para peserta.
Akhir Acara yang Kondusif dan Penuh Ucapan Terima Kasih
Rangkaian acara seminar berjalan dengan aman, lancar, dan kondusif hingga pukul 16.55 WIB. Acara diakhiri dengan doa penutup yang dipimpin oleh Korwil VII, Pendeta Leo Hutahaean.
Beliau juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para narasumber atas pencerahan yang telah mereka berikan.
Tak lupa, beliau juga mengungkapkan rasa bangga dan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah mengikuti acara seminar dengan penuh antusiasme sejak awal hingga akhir. (D. SIBURIAN)