Sejarah dan Kemuliaan Bulan Muharram: Ceramah Buya Yahya Mengupas Tuntas Amalan Sunnah di Bulan Suro

Buya Yahya (Foto: Tangkapan Layar Youtube AL-Bahjah TV)

Buya Yahya ajak umat raih pahala Muharram

BERITATERBERITA – Buya Yahya dalam salah satu ceramahnya memberikan pencerahan mengenai keutamaan dan amalan-amalan mulia yang dianjurkan untuk dilakukan di bulan Muharram.

Beliau menekankan pentingnya memanfaatkan bulan pertama dalam kalender Hijriah ini untuk meraih pahala yang besar dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Buya Yahya mengawali penjelasannya dengan mengoreksi pandangan keliru sebagian masyarakat yang menganggap puasa di bulan Muharram sebagai bid’ah.

Beliau menegaskan bahwa terdapat hadis yang sangat jelas mengenai keutamaan puasa di bulan Muharram.

Bahkan, beliau merasa heran dengan cara berpikir orang yang bisa menganggap amalan yang jelas disebutkan dalam hadis sebagai bid’ah.

Mengutip hadis dari Abu Hurairah RA, Buya Yahya menyampaikan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi, “Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadan adalah puasa bulan Muharram.”

Hadis ini dengan jelas menunjukkan betapa utama dan dianjurkannya berpuasa secara umum di bulan Muharram.

Keutamaan Puasa Asyura dan Anjuran Berbagi dengan Keluarga

Secara khusus, Buya Yahya membahas mengenai puasa Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram.

Beliau mengutip hadis dari Abi Qatadah RA yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang puasa di hari Asyura, “Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu.” Hadis riwayat Imam Muslim dan Ibnu Majah ini menunjukkan keutamaan yang luar biasa dari puasa Asyura.

Selain puasa, Buya Yahya juga menyampaikan anjuran untuk memperluas rezeki dan membahagiakan keluarga di hari Asyura.

Beliau mengutip hadis dari Abi Hurairah RA yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa meluaskan (rezekinya) kepada keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan meluaskannya (rezekinya) pada tahun itu.”

Meskipun sanad hadis ini dinilai lemah oleh sebagian ulama, namun para ulama sepakat bahwa memberikan makan dan membahagiakan keluarga adalah perbuatan baik yang dianjurkan.

Meluruskan Pemahaman tentang Hari Anak Yatim di Bulan Asyura

Buya Yahya juga meluruskan pemahaman yang kurang tepat mengenai menjadikan tanggal 10 Muharram sebagai hari anak yatim.

Beliau menegaskan bahwa kepedulian terhadap anak yatim seharusnya dilakukan setiap hari, bukan hanya pada hari Asyura saja.

Beliau khawatir jika fokus hanya pada tanggal 10 Muharram, perhatian terhadap anak yatim di hari-hari lain menjadi terabaikan.

Beliau mengutip hadis sahih yang menyebutkan bahwa orang yang menjamin kehidupan anak yatim akan dekat dengan Nabi di surga, tanpa mengkhususkan pada hari Asyura.

Beliau mengajak umat Islam untuk memperhatikan seluruh keluarga dan berbuat baik kepada mereka, tidak hanya pada hari Asyura.

Sedangkan terkait puasa Asyura, Buya Yahya menjelaskan adanya pelajaran besar dari para sahabat Nabi.

Ketika Nabi berpuasa pada hari Asyura, para sahabat bertanya karena orang Yahudi di Madinah juga berpuasa pada hari yang sama.

Para sahabat merasa tidak nyaman jika ibadah mereka sama persis dengan umat Yahudi.

Sunnah Puasa Tasua dan Berbeda dengan Tradisi Yahudi

Menanggapi kegelisahan para sahabat, Rasulullah SAW memberikan solusi dengan bersabda bahwa jika beliau masih hidup di tahun depan, beliau akan berpuasa juga pada tanggal 9 Muharram (Tasua) untuk berbeda dengan orang Yahudi.

Oleh karena itu, dianjurkan untuk berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram, atau tanggal 10 dan 11 Muharram, untuk menghindari persamaan dengan puasa umat Yahudi.

Buya Yahya juga menyinggung penetapan kalender Hijriah oleh Sayyidina Umar bin Khattab RA yang dilakukan pada bulan Muharram.

Hal ini juga merupakan salah satu bentuk perbedaan umat Islam dengan tradisi kalender lainnya. Beliau menekankan pentingnya memiliki ciri khas sebagai umat Islam, termasuk dalam hal ibadah dan penanggalan.

Di akhir ceramahnya, Buya Yahya mengajak seluruh umat Islam untuk memanfaatkan bulan Muharram dengan memperbanyak amalan-amalan mulia seperti berpuasa dan berbuat baik kepada keluarga serta sesama.

Beliau berharap Allah SWT memudahkan umat Islam untuk mengamalkan ilmu yang telah didapatkan dan mengumpulkan kita semua dalam kebaikan di dunia hingga kelak di surga bersama Baginda Nabi Muhammad SAW. (DHET)

Rekomendasi