
BERITATERBERITA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat gebrakan dengan mengumumkan pengenaan tarif sebesar 20% untuk semua negara anggota Uni Eropa, termasuk Irlandia.
Dalam sebuah pengumuman yang disampaikan dengan penuh retorika di Rose Garden, Gedung Putih, Trump menyebut Uni Eropa sebagai “pedagang yang sangat tangguh,” namun ironisnya, ia juga menggambarkan hubungan dengan mereka sebagai “sangat bersahabat,” sebelum melontarkan tuduhan bahwa mereka “merampok” Amerika Serikat.
Tak hanya Uni Eropa, Inggris pun tak luput dari kebijakan tarif ini, meskipun dengan besaran yang lebih rendah, sekitar 10%. Trump menyoroti defisit perdagangan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa yang disebutnya mencapai sekitar 39%.
Namun, alih-alih mengenakan tarif sebesar itu, Amerika Serikat memutuskan untuk memberlakukan tarif 20% kepada Uni Eropa.
Sambil menyampaikan pengumuman tersebut, Trump bahkan memamerkan grafik yang menunjukkan daftar negara dan besaran tarif yang akan mereka tanggung.
Trump juga mengindikasikan adanya “tarif timbal balik” yang akan dikenakan pada “negara-negara lain.”
Ia menjelaskan bahwa akan ada perhitungan khusus terkait praktik “curang” yang dilakukan negara-negara lain, dan karena Amerika Serikat adalah bangsa yang “baik hati,” tarif yang dikenakan pada mereka akan “kira-kira setengah” dari tarif Uni Eropa.
Lebih lanjut, Trump juga mengumumkan tarif sebesar 25% untuk semua “mobil buatan asing,” sebuah langkah yang dipastikan akan mengguncang industri otomotif global.
Dengan nada penuh keyakinan, Trump menyatakan bahwa hari itu menandai “deklarasi kemerdekaan ekonomi” Amerika Serikat. “Sekarang giliran kita untuk makmur,” serunya.
Trump bahkan memprediksi bahwa hari itu akan menjadi awal dari “era keemasan Amerika” yang baru, di mana industri Amerika Serikat akan “terlahir kembali.”
Dalam pengumumannya mengenai tarif 25% untuk mobil buatan asing, Trump justru menyalahkan para presiden dan pemimpin Amerika Serikat sebelumnya.
“Saya tidak menyalahkan negara-negara lain sama sekali. Saya menyalahkan mantan presiden dan para pemimpin masa lalu. Mereka membiarkan ini terjadi sampai pada tingkat yang bahkan tidak bisa dipercaya oleh siapa pun,” katanya.
Kebijakan tarif ini muncul setelah Trump berulang kali menyatakan bahwa negara-negara lain telah mengambil keuntungan dari Amerika Serikat, bahkan menyebut bahwa “dalam banyak kasus, teman lebih buruk daripada musuh.” Reaksi terhadap pengumuman ini pun beragam.