
BERITATERBERITA – Kisah seorang petani apel sukses yang tiba-tiba menghadapi masalah pada buah apelnya.
Siapkan diri untuk menikmati dan memahami pesan dari kisah ini.
Dahulu kala, di sebuah desa yang indah di bawah sinar matahari yang hangat, hiduplah seorang petani apel yang terkenal di seluruh negeri.
Namanya Lukas, dan ia telah mengabdikan hidupnya untuk menanam serta merawat pohon apel yang subur di ladangnya.
Setiap musim panen tiba, pohon-pohon apelnya berbuah sangat banyak.
Lukas merasa bahagia melihat hasil kerja kerasnya terbayar dengan limpahan buah yang begitu memuaskan.
Suatu pagi yang cerah, saat Lukas berjalan-jalan di ladangnya, ada sesuatu yang tidak biasa menarik perhatiannya.
Di salah satu pohon apel terbesar dan paling subur, terlihat sebuah apel yang tampaknya sudah mulai membusuk.
Apel busuk itu berada di puncak pohon apel yang tinggi itu. Lukas merasa cemas dan khawatir.
Ia tahu betapa mudahnya satu apel busuk dapat menulari apel-apel lainnya dan merusak seluruh panennya dalam sekejap.
“Semua kerja keras dan usahaku selama ini bisa sia-sia,” gumam Lukas dalam hati sambil memandangi apel busuk itu dengan cemas, sementara matahari perlahan terbit di ufuk timur.
Lukas mencoba berbagai cara untuk mengatasi masalah ini.
Pertama, ia berpikir untuk menjatuhkan apel busuk itu menggunakan galah panjang.
Ia pun kembali ke gudangnya untuk mengambil galah. Setelah berusaha keras mengayunkan galah itu beberapa kali, apel busuk itu tak kunjung jatuh.
Usahanya sia-sia karena galah yang ia punya tidak cukup panjang untuk menjangkau apel busuk tersebut.
Anehnya, ayunan galah itu malah menjatuhkan beberapa apel yang masih bagus dari pohonnya.
Karena galah tidak membuahkan hasil, Lukas mencoba menggunakan ketapel untuk menjatuhkan apel busuk itu dari cabangnya.
Ia kembali lagi ke gudangnya untuk mengambil ketapel.
Namun, meskipun sudah berusaha sekuat tenaga, hasilnya tetap tidak memuaskan.
Beberapa apel yang bagus justru terjatuh akibat tembakan yang melenceng. “Sejak kecil, kemampuan menembakku memang tidak pernah bagus,” gerutu Lukas dalam hati.
Lukas merasa semakin frustrasi. Ia mencoba naik ke pohon apel besar itu dan mengguncangnya sekuat tenaga, berharap apel busuk itu akan terjatuh.
Namun, karena posisi apel busuk itu terlalu tinggi, Lukas tidak bisa naik cukup tinggi di pohon apel tersebut.
Usahanya pun kembali gagal dan sekali lagi hanya mengakibatkan apel-apel yang bagus terjatuh dan berhamburan di tanah.
Alih-alih menyerah, Lukas malah semakin terobsesi dengan apel busuk itu.
Ia merasa terganggu dan kesal dengan keberadaannya dan berpikir bahwa ia harus menemukan solusi yang lebih tepat.
Pada akhirnya, Lukas berpikir ia harus memutuskan untuk memotong cabang tempat apel busuk itu berada.
Ia berpikir bahwa ini adalah solusi terakhir yang akan mengakhiri masalahnya.
Namun, setelah Lukas kembali ke pohon apel tersebut sambil membawa alat untuk memotong cabangnya, ia sejenak terhenti.
Pandangannya melayang ke sekeliling ladang, dan ia sadar bahwa selama ini ia terlalu fokus pada satu biji apel yang busuk.
Dalam usahanya untuk menyelesaikan masalah itu, ia telah lupa untuk menghargai semua keindahan dan berkah yang telah ia miliki.
Lukas melihat sekelilingnya, dan matanya dipenuhi dengan pemandangan yang menakjubkan. Ladangnya dipenuhi dengan pohon-pohon apel yang subur, berbuah dengan lebatnya.
Ia melihat apel-apel sehat yang gemerlap di bawah sinar matahari, dan ia menyadari bahwa ia telah mengabaikan keindahan ini dalam perjuangannya melawan satu apel yang busuk.
Tiba-tiba, Lukas merasa malu dengan tindakannya selama ini.
Ia meletakkan alat yang ia pegang itu dengan lembut di tanah dan tersenyum sendiri.
Ia menyadari bahwa dalam kehidupan, terkadang kita terlalu fokus pada masalah atau kelemahan yang ada dalam diri kita, sehingga kita lupa untuk menghargai semua hal baik yang sudah ada di sekitar kita.
Lukas berjalan melintasi ladangnya dengan perasaan lega. Ia meraih sebuah apel yang bagus dan mencicipinya.
Rasanya segar dan manis, dan Lukas merasa bersyukur atas semua hasil kerja kerasnya yang telah membawa berkah yang begitu besar.
Ia memutuskan untuk tidak lagi terlalu khawatir tentang apel busuk itu, dan sebaliknya, ia akan lebih menghargai dan mensyukuri semua apel-apel bagus yang telah dilimpahkan kepadanya.
Sejak saat itu, Lukas belajar sebuah pelajaran berharga tentang penghargaan dan perspektif dalam hidup.
Ia tidak lagi membiarkan satu apel busuk mengalahkan semua apel bagus yang telah ia miliki.
Ia selalu ingat untuk merasa bersyukur atas segala berkahnya dan tidak lagi terjebak dalam perasaan cemas yang berlebihan.
Lihatlah, teman-teman, sering kali satu keburukan atau kegagalan yang kita alami membuat kita lupa akan begitu banyak kebaikan yang telah dilimpahkan kepada kita.
Dan lebih buruknya lagi, kadang kita mengorbankan beberapa anugerah yang telah diberikan kepada kita hanya untuk mengatasi satu hal buruk yang kita hadapi.
Sering kali kita merasakan cemas yang terlalu berlebihan dari keburukan atau kegagalan yang kita alami dan membuat kita tidak lagi menikmati kebaikan yang telah dilimpahkan kepada kita.
Mari kita sama-sama belajar untuk tidak terlalu fokus pada kegagalan atau keburukan yang kita alami, sehingga kita bisa selalu bahagia dan bersyukur atas segala anugerah yang telah dilimpahkan kepada kita.
Dengan mengalihkan fokus kita pada semua anugerah yang telah dilimpahkan kepada kita, perasaan kecewa akan suatu kegagalan tidak akan mengusik batin kita terlalu jauh.
Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih bijak. (Red)