
BERITATERBERITA – Sebuah perubahan arah yang mengejutkan terjadi dalam kebijakan Amerika Serikat terkait ekspor teknologi ke China.
Presiden AS Donald Trump tiba-tiba mengubah pendiriannya setelah mengadakan pertemuan makan malam dengan CEO Nvidia, Jensen Huang.
Pertemuan penting ini berlangsung di kediaman mewah Trump, Mar-a-Lago, Florida, Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya, pemerintahan Trump dikabarkan berencana untuk melarang ekspor chip kecerdasan buatan (AI) Nvidia H20 ke China.
Padahal, chip H20 ini secara khusus dirancang oleh Nvidia untuk memenuhi kebutuhan pasar China.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap larangan ekspor chip AI tercanggih ke China yang telah diberlakukan oleh pemerintah AS selama beberapa bulan terakhir.
Nvidia sendiri berupaya untuk tetap dapat memasok chip ke China dengan mengembangkan H20.
Chip ini dirancang sedemikian rupa sehingga tidak termasuk dalam kategori chip tercanggih yang dilarang oleh pemerintah AS.
Namun, rencana untuk melarang ekspor H20 juga sempat mencuat, yang tentu saja akan memberikan dampak signifikan bagi bisnis Nvidia yang sangat bergantung pada pasar China.
Jika larangan ekspor chip H20 benar-benar diberlakukan, hal ini akan menjadi pukulan telak bagi Nvidia.
Pasar China merupakan pasar yang sangat penting bagi perusahaan teknologi raksasa ini.
Namun, setelah makan malam yang berlangsung di Mar-a-Lago, sikap pemerintahan Trump tiba-tiba melunak.
Rencana untuk melarang ekspor chip H20 ke China akhirnya dibatalkan.
Janji Investasi Raksasa di Balik Perubahan Sikap Trump
Perubahan kebijakan yang mendadak ini terjadi setelah Nvidia memberikan janji yang cukup menggiurkan kepada pemerintah AS.
Nvidia berjanji akan menggelontorkan investasi yang lebih besar dalam pembangunan pusat data (data center) di wilayah Amerika Serikat.
Informasi ini dikutip dari laporan Reuters pada Kamis, 10 April 2025.
Namun, hingga berita ini diturunkan, baik Gedung Putih maupun pihak Nvidia belum memberikan respons resmi terkait permintaan komentar dari Reuters.
Rencana awal untuk melarang ekspor chip H20 ke China sebenarnya telah muncul sejak Januari 2025.
Pada saat itu, Amerika Serikat masih berada di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden.
Kemudian, pada Februari 2025, Reuters melaporkan adanya permintaan chip H20 yang sangat tinggi di China.
Lonjakan permintaan ini terjadi seiring dengan munculnya berbagai startup AI canggih dan terjangkau di Negeri Tirai Bambu, salah satunya adalah DeepSeek.
Perusahaan-perusahaan teknologi besar China lainnya, seperti ByteDance, Alibaba, dan Tencent, juga dilaporkan telah melakukan pemesanan chip H20 dalam jumlah yang fantastis.
Nilai pemesanan chip H20 dari ketiga perusahaan tersebut mencapai US$16 miliar hanya dalam tiga bulan pertama tahun 2025, menurut laporan dari The Information pada pekan lalu.
Kondisi inilah yang kemudian mendorong para pemangku kebijakan di Amerika Serikat untuk merekomendasikan pelarangan ekspor chip Nvidia lebih lanjut ke China, termasuk chip H20.
Makan Malam Mahal Berbuah Manis?
Menurut laporan dari The Register, CEO Nvidia Jensen Huang bahkan dikabarkan rela mengeluarkan uang sebesar US$1 juta atau setara dengan Rp16 miliar demi bisa makan malam dengan Donald Trump.
Jika laporan ini benar, maka makan malam tersebut menjadi sangat mahal, namun tampaknya membuahkan hasil yang manis bagi Nvidia dengan batalnya larangan ekspor chip H20 ke China. (Red)