
BERITATERBERITA – Di kaki Gunung Halimun Salak, tepatnya di Desa Adat Cisungsang, Kecamatan Cibeber, Lebak, Banten, sebuah tradisi kuno kembali dirayakan dengan penuh khidmat dan kegembiraan.
Masyarakat Kasepuhan Cisungsang menggelar ritual adat yang disebut Jatnika Ngamitkeun Sri Ti Bumi.
Ritual ini adalah bagian tak terpisahkan dari upacara adat Seren Taun, perayaan tahunan sebagai wujud syukur mendalam atas melimpahnya hasil panen dari bumi.
Lebih dari sekadar perayaan, Seren Taun juga merupakan penanda harmoni abadi antara manusia dan alam yang selalu dijaga masyarakat adat.
Keistimewaan acara tahun ini terletak pada adanya pejabat penting dari tingkat nasional dan TNI yang turut hadir, menunjukkan perhatian dari pemerintah pada masyarakat adat dan isu ketahanan pangan.
Di tengah suasana sakral ritual, dialog mengenai kebutuhan nyata masyarakat adat berlangsung, menjembatani tradisi dengan upaya pembangunan untuk masa depan.
Ritual Syukur Panen di Aula Ajeng Imah Gede
Acara Jatnika Ngamitkeun Sri Ti Bumi berlangsung di Aula Ajeng Imah Gede.
Tempat ini adalah kediaman Ketua Kasepuhan Cisungsang yang dihormati, Abah Usep Suyatma, pada Senin, 28 April 2025.
Ritual ini secara simbolis melambangkan perpisahan dengan “Sri” atau Dewi Padi setelah masa panen, diiringi oleh harapan agar bumi kembali subur untuk musim tanam berikutnya.
Rangkaian upacara Seren Taun ini biasanya melibatkan berbagai ritual adat lainnya yang penuh dengan makna filosofis.
Daftar Pejabat yang Hadir
Adanya sejumlah pejabat penting dalam acara adat ini menjadi bukti perhatian lintas sektoral terhadap masyarakat adat dan isu ketahanan pangan.
Mereka yang turut hadir antara lain Stafsus Presiden H. Muhammad Mardiono, yang juga Utusan Khusus Presiden (UKP) untuk Ketahanan Pangan.
Dari unsur TNI, hadir Danrem 064 Maulana Yusup Banten Brigjen TNI Andrian Susanto.
Turut hadir pula Kepala Balai PPMBTH Kementan RI Tiurmauli Silalahi, Camat Cibeber Khaerudin, Kapolsek Cibeber Henri Sinaga, Danramil Bayah ARH Nasori, serta para kepala desa di wilayah adat Kasepuhan Cisungsang.
Antusiasme Masyarakat Adat yang Memukau
Masyarakat Desa Adat Kasepuhan Cisungsang menunjukkan antusiasme yang sangat tinggi dalam menyambut dan mengikuti acara Jatnika Ngamitkeun Sri Ti Bumi.
Mereka memadati lokasi acara dengan mengenakan pakaian adat khas dan membawa sesajian sebagai tanda syukur dan permohonan berkah kepada Sang Pencipta atas karunia hasil bumi.
Suasana acara terasa penuh semangat dan kegembiraan, memancarkan betapa pentingnya tradisi budaya ini bagi identitas dan kehidupan spiritual masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang.
Partisipasi aktif mereka menjadi bukti bahwa tradisi ini masih hidup dan lestari.
Aspirasi Nyata Masyarakat Adat untuk Ketahanan Pangan
Pada acara yang dihadiri Utusan Khusus Presiden untuk Ketahanan Pangan H. Muhammad Mardiono, aspirasi masyarakat adat Cisungsang terkait ketahanan pangan diserap dengan baik.
Abah Usep Suyatma, sebagai juru bicara masyarakat adat, secara langsung menyampaikan kebutuhan mendesak kepada Utusan Khusus Presiden dan Danrem.
Masyarakat adat Cisungsang sangat mengharapkan adanya pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan dan irigasi untuk sawah mereka.
Pembangunan infrastruktur ini dinilai krusial agar dapat meningkatkan akses menuju lahan pertanian dan memastikan pasokan air yang cukup, sehingga mampu meningkatkan hasil panen secara signifikan.
Selain itu, masyarakat juga mengharapkan bantuan bibit ternak sapi dan kambing guna memperkuat sektor peternakan sebagai bagian dari upaya diversifikasi pangan dan peningkatan ekonomi keluarga.
Pesan Pelestarian Budaya untuk Generasi Muda
Pada acara ini, Abah Usep Suyatma tidak lupa menyampaikan pesan penting bagi generasi muda Kasepuhan Cisungsang.
Ia dengan penuh kebijaksanaan mengingatkan mengenai tanggung jawab mereka untuk melestarikan budaya dan tradisi yang telah diwariskan oleh leluhur.
“Budaya dan tradisi adalah identitas kita, dan kita harus melestarikannya untuk generasi yang akan datang,” ujarnya dengan nada penuh harap.
Pesan ini menjadi pengingat bahwa kekayaan budaya adalah warisan tak ternilai yang harus dijaga di tengah arus modernisasi.
Komitmen Pejabat untuk Menindaklanjuti Aspirasi
Danrem 064/Maulana Yusuf Banten, Brigjen TNI Andrian Susanto, menanggapi aspirasi masyarakat adat dengan serius.
Ia menegaskan pentingnya tindak lanjut yang konkret terhadap kebutuhan yang disampaikan masyarakat adat Cisungsang.
“Adanya para pejabat di acara ini menjadi bukti komitmen untuk segera menindaklanjuti aspirasi masyarakat,” pungkas Danrem Andrian.
Pernyataan komitmen ini menghadirkan secercah harapan bagi masyarakat adat Cisungsang bahwa kebutuhan dasar mereka akan segera mendapat perhatian dan tindakan dari pemerintah serta TNI.
Acara Jatnika Ngamitkeun Sri Ti Bumi yang digelar oleh Kasepuhan Cisungsang menjadi contoh nyata dari perpaduan harmonis antara pelestarian budaya tradisional dan upaya modern dalam meningkatkan ketahanan pangan.
Melalui dialog terbuka antara masyarakat adat dan pejabat, tradisi Seren Taun tidak hanya menjadi ritual syukur, tetapi juga forum penting untuk mengidentifikasi dan menindaklanjuti kebutuhan riil masyarakat, sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi Desa Adat Cisungsang. (IH)