
BERITATERBERITA – Siapa sangka, dapur kepolisian kini menjadi sorotan dunia.
Ya, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berlokasi di Pejaten, Jakarta Selatan, mendadak kedatangan tamu istimewa dari dua lembaga global kenamaan: The Rockefeller Foundation dan Asian Development Bank.
Mereka datang bukan untuk urusan keamanan semata, melainkan untuk menengok langsung operasional program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan Polri melalui Yayasan Kemala Bhayangkari.
Bagian paling menarik dari kunjungan mendadak ini adalah ketika para perwakilan lembaga internasional itu memutuskan untuk mencicipi langsung menu MBG yang disajikan hari itu.
Mereka disuguhi menu lezat yang terdiri dari chicken katsu, tahu kecap, tumis jamur sawi, lengkap dengan pencuci mulut berupa pisang.
Bagaimana reaksi lidah internasional mereka saat mencicipi masakan dapur Polri ini?
Apakah rasanya bisa bersaing?
Perwakilan dari Rockefeller Foundation dan Asian Development Bank ini terlihat serius mengamati dan menikmati setiap suapan.
Mereka makan menggunakan wadah makan stainless atau ompreng, berbaur di ruang rapat SPPG Pejaten bersama tim dari Badan Gizi Nasional (BGN) dan Wakasatgas MBG Polri Irjen Nurworo Danang.
Tak lama setelah mencicipi, pujian pun terlontar.
“This tofu is delicious,” ucap salah seorang perwakilan dari Asian Development Bank, ekspresinya menunjukkan kekaguman setelah menyantap tahu kecap buatan SPPG Pejaten pada Rabu, 30 April 2025 lalu.
Pujian itu disambut anggukan setuju dari rekan-rekannya.
Ini bukan sekadar basa-basi, sepertinya menu MBG olahan SPPG Polri di Pejaten ini memang punya kualitas rasa yang patut diacungi jempol.
Dapur Pejaten Disambangi Penikmat Rasa Global
Momen mencicipi menu Makan Bergizi Gratis di SPPG Pejaten oleh perwakilan Rockefeller Foundation dan Asian Development Bank menjadi bukti bahwa kualitas rasa makanan yang disajikan Polri untuk anak-anak mendapat pengakuan.
Mereka tidak hanya sekadar melihat proses masak, tetapi juga merasakan langsung hasilnya.
Menu sederhana seperti tahu kecap pun bisa membuat perwakilan ADB terkesan, menunjukkan bahwa tim di SPPG Pejaten mengolah bahan pangan dengan baik, menghasilkan rasa yang enak dan diterima oleh selera internasional.
Setelah puas mencicipi, perwakilan dari The Rockefeller Foundation, Bapak Paiman, menyampaikan kesan mendalamnya.
Beliau mengaku sangat terkesan dengan apa yang dilihatnya di SPPG Pejaten.
Menurut Paiman, proses pembuatan menu MBG di sana terasa dipertimbangkan dengan sangat matang.
Fokusnya tidak hanya pada rasa, tetapi juga pada aspek krusial lainnya: nutrisi dan keamanan pangan.
“Kami sungguh sangat terkesan dengan kualitas dan profesionalisme yang kami lihat di sini.
Segala hal benar-benar dipertimbangkan dengan matang.
Termasuk memastikan bahan pangan yang digunakan tidak hanya bernutrisi, tetapi juga aman untuk dikonsumsi anak-anak,” ungkap Paiman, menyoroti standar tinggi yang diterapkan SPPG Polri dalam penyediaan Makan Bergizi Gratis.
Beliau juga mengaku bangga melihat partisipasi aktif kepolisian dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya generasi penerus, yaitu anak-anak.
“Kami juga terkesan dengan dedikasi staff dan pengelola SPPG.
Sungguh kebanggaan bagi Polri dapat menjalankan program ini,” pungkasnya, memberikan apresiasi tinggi terhadap komitmen dan kerja keras jajaran Polri di SPPG Pejaten.
Bukan Sekadar Enak: Ada Gizi dan Keamanan Terjamin
Perwakilan Asian Development Bank, Bapak Ye Xu, sependapat dengan Paiman dari Rockefeller Foundation.
Ia menambahkan bahwa selain proses masak yang menghasilkan menu enak dan bernutrisi, SPPG Pejaten juga sangat memperhatikan protokol kesehatan dan kebersihan.
Hal ini fundamental dalam penyediaan makanan, terutama untuk anak-anak yang rentan.
“Seperti yang sudah dikatakan rekan saya, Paiman, upaya yang dilakukan Polri ini sangat mengesankan, inovatif, dan masuk akal.
Karena menurut saya aparat kepolisian harus menjadi pihak yang mampu dipercaya oleh masyarakat,” tutur Xe Yu, melihat peran Polri dalam program Makan Bergizi Gratis ini sebagai sesuatu yang positif dan membangun kepercayaan publik.
Beliau melanjutkan, “Maka sangat luar biasa mengetahui alasan dibalik berjalannya program ini, terutama untuk memberikan makanan bergizi bagi anak-anak.
Protokol kesehatan dan kebersihan di sini juga sangat diperhatikan,” tambah Xe Yu, menggarisbawahi pentingnya aspek higienis dalam program gizi skala besar.
Untuk menjamin keamanan makanan yang didistribusikan, SPPG Pejaten ternyata punya prosedur ketat.
Setiap harinya, sebelum menu MBG didistribusikan ke sekolah-sekolah, mereka melakukan uji keamanan makanan atau food security.
Proses penting ini dipercayakan kepada personel dari Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri.
Ini adalah langkah proaktif Polri untuk memastikan bahwa makanan yang diberikan benar-benar aman dan bermanfaat bagi kesehatan anak penerima MBG.
Bapak Ye Xu dari ADB bahkan berharap, protokol kesehatan, kualitas, dan kontrol kebersihan seperti yang diterapkan di SPPG Pejaten ini dapat menjadi contoh.
Ia berharap model ini bisa diterapkan di berbagai program serupa di negara lain.
Tujuannya mulia, yaitu sebagai upaya global untuk menghindari kondisi bayi cacat lahir yang diakibatkan oleh nutrisi yang kurang atau buruk selama masa kehamilan.
Ini menunjukkan betapa program MBG yang dijalankan Polri ini dianggap memiliki standar dan potensi dampak yang signifikan bahkan di mata lembaga internasional.
Mengapa Polri Ikut Urusan Gizi? Jawabannya Bikin Tercengang!
Sebelumnya diberitakan, kunjungan dari tim BGN, Rockefeller Foundation, dan Asian Development Bank ini disambut hangat oleh Wakasatgas MBG Polri, Irjen Nurworo Danang.
Beliau mendampingi rombongan berkeliling SPPG Pejaten, menunjukkan fasilitas dan operasional dapur modern tersebut.
Irjen Danang menjelaskan bahwa SPPG Pejaten bahkan dijadikan salah satu percontohan atau role model karena dinilai sangat modern dalam pengelolaannya.
“SPPG Pejaten dijadikan salah satu role model untuk SPPG pengelolaan secara modern.
Tentunya itu menjadi suatu kehormatan dan kebanggaan bagi Polri, yang mendukung program pemerintah, khususnya program MBG,” ucap Irjen Danang, menegaskan peran penting SPPG Pejaten sebagai aset Polri dalam mendukung program nasional Makan Bergizi Gratis.
Beliau juga membeberkan alasan mendasar mengapa Polri terlibat aktif dalam program gizi ini.
Irjen Danang mengingatkan bahwa tugas pokok dan fungsi Polri sangat luas, mencakup sebagai pelindung, pelayan, dan pengayom masyarakat, di samping menjaga keamanan dan ketertiban (kamtibmas).
Keterlibatan Polri dalam menyukseskan MBG adalah bagian dari strategi pencegahan gangguan kamtibmas.
Caranya? Dengan pendekatan pemenuhan gizi bagi generasi muda.
“Polri mendukung penuh Ketahanan Pangan maupun program MBG. Ini bagian dari tanggung jawab Polri, dan juga menjadi tugas utama Polri karena Polri sebagai aparat pelindung, pengayom, pelayan masyarakat.
Tugas Polri salah satunya adalah melakukan prevensif, pencegahan dengan adanya Makan Bergizi Gratis ini,” ungkap Irjen Danang, menjelaskan bahwa program MBG adalah langkah pencegahan dari hulu yang diambil Polri demi membangun pondasi keamanan melalui kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya anak-anak.
Beliau melanjutkan, “Juga upaya Polri bersama sama melaksanakan upaya pencegahan dari hulu, dengan mulai dari program ketahanan Pangan dan MBG, diharapkannya menciptakan generasi-generasi muda yang unggul dengan pemenuhan gizi yang cukup di samping itu juga dampaknya akan memberi meningkatkan kesejahteraan dari masyarakat itu sendiri,” lanjutnya, mengaitkan langsung program gizi MBG dengan lahirnya generasi unggul dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di masa mendatang.
Skema Kolaborasi BGN: Target 82 Juta Jiwa Terlayani
Di sisi lain, Tim Teknis Badan Gizi Nasional (BGN), Bapak Alfatehan Septianta, menjelaskan mekanisme kerja sama dalam mewujudkan MBG ini.
BGN menerapkan skema kemitraan yang melibatkan berbagai lembaga lain, termasuk kementerian dan Polri.
Menurut Alfatehan, keterlibatan Polri secara signifikan mempercepat tercapainya skala penuh implementasi program Makan Bergizi Gratis.
“Dengan skema dari BGN yang membuka pola kemitraan untuk lembaga lainnya, seperti Kementerian dan Polri, untuk dapat berperan dan berpartisipasi dalam implementasi Makan Bergizi.
Ini menjadi bukti nyata yang konkret akan pentingnya kolaborasi antar-lembaga” tutur Alfatehan, menggarisbawahi pentingnya sinergi antar-instansi, termasuk peran aktif Polri dalam program gizi nasional ini.
Beliau juga mengungkapkan target ambisius yang ditetapkan BGN untuk program MBG.
Jumlah penerima manfaat ditargetkan mencapai 82 juta jiwa.
Angka yang luar biasa ini mencakup kelompok prioritas seperti balita, anak sekolah, ibu hamil, dan ibu menyusui, yang merupakan kelompok paling membutuhkan asupan gizi optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
“Harapannya dalam keterlibatan Polri dalam program MBG ini dapat mempercepat tercapainya skala penuh implementasi program, yang di mana direncanakan mencapai 82 juta penerima manfaat. Ini bisa melayani seluruh masyarakat, terutama balita, anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui. Dan harapannya secara maksimal meningkatkan gizi, pendidikan, dan sosial ekonomi di masyarakat,” ujar Alfatehan, memaparkan visi besar program Makan Bergizi Gratis yang didukung penuh oleh berbagai pihak, termasuk Polri, demi menciptakan generasi Indonesia yang lebih sehat, cerdas, dan sejahtera di masa depan, sekaligus menjadi model yang menarik perhatian dunia internasional seperti Rockefeller Foundation dan Asian Development Bank. (Dhet)