
BERITATERBERITA – Benarkah mustahil melakukan perjalanan darat dari Amerika Selatan menuju Amerika Utara? Sebuah fakta mencengangkan terungkap: kedua benua ini ternyata tidak terhubung oleh jalan setapak, bahkan jalan yang belum sempurna sekalipun. Secara teknis, seseorang mungkin tergoda untuk mencoba peruntungan menyeberangi wilayah tersebut dengan berjalan kaki, namun tindakan ini menyimpan risiko yang sangat besar dan sebaiknya dihindari.
Wilayah yang menjadi penghalang antara kedua benua ini dikenal dengan nama Celah Darien. Bentangan alam liar ini terletak di Provinsi Darien, Panama bagian selatan, dan berbatasan dengan Kolombia bagian utara. Satu-satunya cara untuk melintasi wilayah ini adalah melalui hutan belantara sejauh kurang lebih 96 kilometer. Perjalanan ini dapat memakan waktu antara tiga hingga sepuluh hari, bergantung pada kondisi cuaca yang tidak menentu, jumlah barang bawaan, dan faktor keberuntungan yang sangat berperan.
Perjalanan melintasi Celah Darien bukanlah petualangan alam yang santai dan menenangkan. Lingkungan di sana sangat keras dan ekstrem, dikenal sebagai salah satu tempat paling terpencil dan berbahaya di muka bumi. Meskipun demikian, banyak orang tampaknya mengabaikan bahaya ini dan tetap nekat melakukan perjalanan setiap tahunnya. Jumlah orang yang menyeberangi celah ini terus meningkat secara signifikan.
Pada tahun 2014, tercatat kurang dari 10.000 orang yang menyeberangi Celah Darien. Namun, pada tahun 2023, jumlah tersebut melonjak drastis menjadi lebih dari setengah juta orang. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: mengapa begitu banyak orang mempertaruhkan nyawa dan menghadapi berbagai bahaya di tengah-tengah dua benua Amerika?
Ternyata, Celah Darien telah menjadi jalur utama bagi para pengungsi dan migran yang berusaha mencapai Amerika Utara. Mereka memilih jalur berbahaya ini sebagai upaya untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Namun, untuk mencapai impian tersebut, mereka harus menghadapi berbagai macam rintangan dan bahaya yang mengintai di sepanjang perjalanan.
Wilayah Celah Darien merupakan zona tanpa hukum. Karena tidak adanya kantor polisi atau otoritas keamanan yang beroperasi secara efektif, para imigran sangat rentan terhadap tindakan kriminal, terutama pencurian. Mereka tidak memiliki pilihan lain selain saling mengandalkan dan mendukung satu sama lain selama perjalanan yang penuh risiko ini.
Kebanyakan orang memulai penyeberangan dengan membawa perlengkapan seadanya, seperti tenda atau terpal, sepatu bot hujan, air minum, dan makanan. Namun, barang-barang ini dengan cepat menjadi beban karena beratnya, dan para pejalan kaki seringkali tidak dapat membawa persediaan yang cukup untuk seluruh perjalanan. Pada titik tertentu, mereka terpaksa minum air sungai untuk menghindari dehidrasi, meskipun air tersebut penuh dengan bakteri dan kotoran yang dapat menyebabkan masalah pencernaan serius. Jika terjadi kondisi darurat atau masalah kesehatan yang parah, tidak ada bantuan medis yang tersedia, memperburuk situasi yang sudah berbahaya.
Suhu di Celah Darien sangat panas, seringkali mencapai lebih dari 35 derajat Celcius. Sebagian kecil orang yang menjelajahi wilayah ini adalah para petualang dan wisatawan yang mencari pengalaman bertahan hidup di alam liar. Namun, Celah Darien bukanlah tempat untuk liburan santai. Pada tahun 2023, sekelompok turis yang mencoba melintasi wilayah ini terkena infeksi jamur parah yang menyerang kaki, yang dikenal sebagai jungle rot. Situasinya menjadi sangat buruk sehingga seorang wanita harus digotong oleh anggota kelompoknya pada hari terakhir karena tidak mampu berjalan.