
Brian Hughes, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, mencoba meredakan ketegangan dengan menyatakan bahwa tujuan delegasi AS adalah untuk “belajar tentang Greenland, budaya, sejarah, dan masyarakatnya.” Namun, pernyataan ini tampaknya tidak sepenuhnya meyakinkan pihak Denmark dan Greenland, mengingat sejarah ketertarikan AS untuk mengambil alih pulau tersebut.
Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, juga membantah anggapan bahwa kunjungan yang direncanakan tersebut merupakan kunjungan pribadi yang tidak melibatkan perwakilan resmi.
Pernyataan ini mengindikasikan bahwa pemerintah Denmark menganggap serius setiap interaksi antara pejabat AS dan Greenland, terutama dalam konteks sensitif seperti saat ini. Sengketa Greenland ini menjadi ujian bagi hubungan diplomatik antara kedua negara.
Sengketa Greenland sendiri memiliki akar sejarah yang panjang. Amerika Serikat telah lama menunjukkan minat strategis terhadap pulau tersebut, terutama karena lokasinya yang penting secara geopolitik dan potensi sumber daya alamnya yang melimpah.
Pada masa Perang Dingin, Greenland menjadi lokasi penting untuk sistem peringatan dini rudal AS. Minat ini kembali menguat seiring dengan perubahan iklim yang membuka akses lebih besar ke sumber daya alam di kawasan Arktik.
Meskipun demikian, Denmark sebagai negara yang berdaulat atas Greenland, dan mayoritas penduduk Greenland sendiri, dengan tegas menolak segala bentuk upaya aneksasi atau tekanan politik dari pihak asing.
Mereka mempertahankan identitas dan otonomi mereka, serta ingin menentukan masa depan mereka sendiri. Keputusan Amerika Serikat untuk membatasi kunjungan kali ini dapat dilihat sebagai upaya untuk menghormati kedaulatan Denmark dan meredakan potensi konflik yang lebih besar.
Namun, isu mengenai status Greenland dan potensi pengaruh asing di kawasan Arktik diperkirakan akan terus menjadi perhatian di masa depan. Perubahan iklim, persaingan geopolitik antara kekuatan-kekuatan besar, dan potensi eksploitasi sumber daya alam akan terus memainkan peran dalam dinamika hubungan antara Amerika Serikat, Denmark, dan Greenland. (Red)