
BERITATERBERITA – Awal tahun 2025 membawa kabar yang kurang menggembirakan bagi warga Kota Pasuruan. Sebanyak 174 penduduk dilaporkan terjangkit virus Demam Berdarah Dengue (DBD). Lonjakan kasus DBD ini sangat meresahkan dan menimbulkan kekhawatiran di tengah-tengah masyarakat Kota Pasuruan.
Tingginya angka kasus DBD pada awal tahun 2025 ini menjadi perhatian serius, mengingat sepanjang tahun 2024, total kasus DBD yang tercatat hanya sebanyak 210 kasus. Sementara itu, baru memasuki bulan Maret tahun 2025, jumlah kasus yang ditemukan sudah melebihi seratus kasus.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pasuruan, dokter Shierly Marlena, membenarkan tingginya temuan kasus DBD pada tahun ini.
Ia menjelaskan bahwa salah satu faktor utama yang memicu peningkatan kasus ini adalah kondisi cuaca yang tidak menentu. Perubahan cuaca yang ekstrem, dari hujan deras yang tiba-tiba menjadi panas terik, menciptakan kondisi ideal bagi perkembangbiakan nyamuk penyebab Demam Berdarah.
Dokter Shierly menambahkan bahwa kondisi lingkungan juga memainkan peran penting dalam penyebaran DBD.
Genangan air yang sering terbentuk akibat cuaca yang tidak stabil menjadi tempat favorit bagi nyamuk Aedes aegypti, vektor utama pembawa virus DBD, untuk bertelur dan berkembang biak.
Anak-anak menjadi kelompok usia yang paling rentan terjangkit penyakit ini, kemungkinan besar karena mereka sering beraktivitas di luar rumah, seperti di sekolah atau tempat bermain, yang berpotensi menjadi lokasi perkembangbiakan nyamuk.
Meskipun terjadi peningkatan kasus DBD yang signifikan, dokter Shierly menyampaikan kabar baik bahwa dalam dua tahun terakhir ini, tidak ada pasien DBD di Kota Pasuruan yang meninggal dunia.