
Data terbaru dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa DBD masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai wilayah, terutama saat musim pancaroba dengan perubahan cuaca yang tidak menentu.
Penjelasan terbaru mengenai virus Demam Berdarah (DBD) menyebutkan bahwa virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Gejala umum DBD meliputi demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, dan munculnya bintik-bintik merah pada kulit.
Kondisi lingkungan yang buruk, seperti banyaknya genangan air di sekitar rumah dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, menjadi faktor utama penyebab penyebaran DBD di Kota Pasuruan.
Program jumantik dan 3M Plus merupakan upaya preventif yang sangat penting dalam memberantas DBD. Program jumantik melibatkan peran aktif masyarakat dalam memantau dan memberantas jentik nyamuk di lingkungan masing-masing, sementara 3M Plus merupakan langkah sederhana namun efektif dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk.
Pemerintah Kota Pasuruan melalui Dinas Kesehatan terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD dan pentingnya langkah-langkah pencegahan. Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terus digalakkan melalui berbagai media dan kegiatan.
Meskipun belum ada laporan kematian akibat DBD di Kota Pasuruan dalam dua tahun terakhir, masyarakat tetap diimbau untuk waspada dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala-gejala DBD.
Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. (Red)