
“kelas kehidupan by 1%” memberikan beberapa saran penting.
Salah satu poin yang ditekankan adalah pentingnya memperbanyak dan memperkuat relasi.
Di tengah ketidakpastian ekonomi, memiliki jaringan pertemanan dan kolega yang luas dapat menjadi penyelamat ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kehilangan pekerjaan.
Selain itu, “kelas kehidupan by 1%” juga menyoroti konsep “economy of scale” yang seringkali dimanfaatkan oleh orang kaya. Membeli barang dalam jumlah besar dapat menekan biaya per unit.
Masyarakat kelas menengah ke bawah juga bisa menerapkan prinsip ini dengan membeli kebutuhan pokok dalam jumlah yang lebih banyak saat harga masih relatif stabil.
Video ini juga menyarankan untuk menjual aset yang kurang produktif atau jarang digunakan saat ini, mumpung kondisi ekonomi belum terlalu buruk.
Uang hasil penjualan aset tersebut bisa dijadikan dana likuid untuk menghadapi masa sulit atau untuk memanfaatkan peluang investasi yang mungkin muncul saat resesi.
Lebih lanjut, “kelas kehidupan by 1%” mengingatkan untuk menghindari pembelian barang-barang yang belum benar-benar dibutuhkan.
Prioritaskan produk lokal dan tunda pembelian barang-barang konsumtif yang tidak esensial.
Bagi mereka yang memiliki aset lebih, saatnya untuk bersiap membeli aset dengan harga diskon jika resesi benar-benar terjadi.
Namun, investasi terbaik yang tidak bisa dicuri, hilang, dan berlaku untuk semua kelas sosial adalah investasi pada pendidikan.
Di era digital ini, akses ke berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan semakin mudah dan terjangkau.
“kelas kehidupan by 1%” merekomendasikan untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan diri.
Di akhir videonya “kelas kehidupan by 1%” juga mempromosikan program gratis mereka bersama Blue Academy yang fokus pada edukasi finansial.