
Tragisnya, satu peluru nyasar mengenai dagu Ketua DPR saat itu, Kyai Haji Zainul Arifin.
Menteri Pertahanan Jenderal A.H. Nasution, yang berdiri persis di samping Soekarno, juga nyaris menjadi korban.
Dalam bukunya, “Memenuhi Panggilan Tugas Jilid 5 dan 6,” Nasution menuturkan bahwa desingan peluru melewati layarnya sebelah kiri, bahkan lebih dekat kepadanya daripada kepada presiden.
Ketua Nahdlatul Ulama (NU), Kyai Haji Idam Chalid, yang bertindak sebagai imam salat pada saat itu, juga hampir terkena peluru nyasar.
Beruntung, beliau hanya terjatuh dari mimbar akibat terkejut mendengar rentetan suara pistol.
Di tengah kepanikan dan bunyi tembakan yang membahana, penyerang terus bergerak maju sambil membungkuk, berusaha mendekati Bung Karno.
Namun, lagi-lagi kesigapan pengawal istana berhasil menggagalkan niat jahat pelaku.
Musawir, salah seorang pengawal, dengan berani menendang kaki si penyerang hingga terjatuh.
Dibantu oleh pengawal lainnya, Seribu Sono, mereka berhasil melumpuhkan dan meringkus penembak pistol tersebut. Pistol yang digunakan pelaku berhasil dirampas.
Pelaku yang sempat pingsan akibat pukulan dari pengawal kemudian diamankan dan diletakkan di depan Masjid Istana Baiturrahim.
Peristiwa penembakan yang terjadi di tengah pelaksanaan salat Ied ini sontak menghentikan ibadah. Para jemaah panik dan kocar-kacir, berusaha mencari perlindungan. (Bersambung ke Part-2) (Red)
Sumber: Youtube-Chanel ‘Sejarah Seru’