
Tekstur kental yang dihasilkan oleh santan juga menjadi salah satu alasan mengapa bahan makanan ini begitu disukai dalam hidangan Lebaran.
Tekstur kental ini membuat masakan terasa lebih kaya, lembut, dan memuaskan di lidah. Misalnya, rendang yang dimasak dalam waktu yang lama dengan santan akan menghasilkan daging yang sangat empuk dan bumbu yang meresap sempurna hingga ke serat-seratnya.
Tekstur ini juga membuat makanan terasa lebih “berat” dan mengenyangkan, sangat cocok untuk disajikan saat berkumpul dengan keluarga besar di hari Lebaran.
Menurut buku “Teknik Dasar Memasak dengan Santan” oleh Dapur Kreasi (2017), tekstur kental santan membantu menciptakan konsistensi yang ideal untuk berbagai masakan tradisional, terutama yang dimasak dalam waktu yang lama.
Proses memasak yang perlahan dengan santan akan menghasilkan cita rasa yang lebih mendalam dan tekstur yang lebih sempurna.
Selain kelezatannya, santan juga memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh.
Meskipun memang mengandung kalori yang cukup tinggi, santan kaya akan asam laurat, sejenis asam lemak jenuh rantai sedang yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Setelah sebulan berpuasa, tubuh membutuhkan asupan energi ekstra, dan santan dapat menjadi salah satu sumber energi yang baik untuk memulihkan stamina.
Data dari USDA FoodData Central (2020) menunjukkan bahwa santan juga mengandung berbagai vitamin, seperti vitamin C dan vitamin E, serta mineral penting seperti magnesium dan fosfor.
Meskipun perlu dikonsumsi dalam jumlah yang wajar, santan tetap memberikan manfaat gizi yang signifikan bagi tubuh.
Di era modern ini, meskipun sudah banyak alternatif lain seperti susu sapi atau krim, santan tetap menjadi pilihan yang populer dalam masakan Indonesia, terutama saat Lebaran. Banyak orang memilih santan karena rasanya yang autentik dan alami.
Bahkan, kini santan juga semakin banyak digunakan dalam masakan vegan dan vegetarian sebagai pengganti produk hewani.
Menurut laporan Global Coconut Market (2022), permintaan akan santan terus mengalami peningkatan sebesar 15% setiap tahunnya.
Ini menunjukkan bahwa santan tetap menjadi bahan makanan yang dicari, terutama oleh konsumen yang semakin peduli dengan kesehatan dan mencari alternatif makanan yang alami.