
Kemudian, pada hari Minggu, setelah hari Sabtu berlalu, mereka baru mengambil ikan-ikan yang sudah terperangkap di jaring tersebut.
Mereka merasa tidak melanggar karena tidak menangkap ikan secara langsung di hari Sabtu.
Tindakan ini jelas merupakan sebuah bentuk kecurangan dan upaya untuk menipu Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Mereka berusaha mencari pembenaran atas perbuatan yang jelas-jelas dilarang.
Perilaku ini sangat mirip dengan sebagian umat manusia di zaman sekarang yang sering kali menghalalkan segala cara demi mendapatkan keuntungan duniawi, bahkan dengan cara yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran agama.
Ketika sebagian Bani Israel melakukan pelanggaran ini, munculah tiga kelompok di antara mereka. Kelompok pertama adalah mereka yang secara terang-terangan melanggar larangan dan menangkap ikan di hari Sabtu.
Kelompok kedua adalah mereka yang diam saja, tidak ikut melanggar namun juga tidak berusaha mencegah kemungkaran.
Sedangkan kelompok ketiga adalah mereka yang berusaha menasihati dan mengingatkan kaumnya agar tidak melanggar perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Kelompok yang menasihati ini merasa khawatir akan datangnya azab Allah Subhanahu Wa Ta’ala jika pelanggaran terus dibiarkan.
Namun, kelompok yang melanggar justru merasa aman karena tidak ada hukuman yang segera datang. Bahkan, ada di antara mereka yang marah kepada kelompok yang menasihati, merasa terganggu dengan peringatan-peringatan tersebut.
Karena nasihat tidak lagi didengarkan, kelompok yang saleh ini akhirnya mengambil sikap tegas. Mereka membuat pemisah atau benteng antara mereka dengan kelompok yang melanggar.
Mereka tidak ingin ikut terkena azab Allah Subhanahu Wa Ta’ala jika hukuman itu datang. Mereka berupaya menjauhi perbuatan maksiat dan orang-orang yang melakukannya.
Demikianlah rangkuman beritaterberita.com dari youtube kanal “nafa nurnik”, dengan judul “INILAH KISAH BANI ISRAIL – SATU KAMPUNG BERMAKS!AT DI HARI SABTU”, semoga bermanfaat. (Iwan H)