
Mbok Surti mengusulkan dirinya akan menawarkan bantuan persalinan kepada ratu nyamuk, tapi syaratnya: sang ratu harus menyerahkan subang kesayangannya.
Warga dusun setuju, rencana pun disusun matang, pertaruhan besar untuk keselamatan seluruh desa.
Beberapa hari berselang, Mbok Surti memberanikan diri mendekati sarang ratu nyamuk yang memang terlihat kepayahan hendak mengeluarkan telur-telurnya.
Dengan hati-hati, Mbok Surti menawarkan bantuan persalinan, tak lupa menyebut syarat utama penyerahan subang berharga itu.
Karena tak punya pilihan dan sangat membutuhkan pertolongan, ratu nyamuk menyetujui syarat tersebut lalu menyerahkan subangnya kepada Mbok Surti.
Setelah subang aman di tangannya, Mbok Surti sigap mempersiapkan tumpukan jerami kering yang cukup besar.
Ia lalu meminta ratu nyamuk terbang rendah persis di atas tumpukan jerami itu untuk mempermudah proses pengeluaran telur.
Tanpa menaruh curiga sedikit pun, ratu nyamuk mengikuti arahan Mbok Surti, terbang rendah di atas jerami kering.
Saat itulah, Mbok Surti cepat-cepat menyulut api ke tumpukan jerami.
Asap tebal mengepul seketika, membuat ratu nyamuk sesak napas, kehilangan keseimbangan, lalu jatuh terbatuk-batuk ke tanah.
Anehnya, bersamaan saat jatuh itu, telur-telur sang ratu keluar begitu saja dan langsung menetas.
Keajaiban lain terjadi, tubuh ratu nyamuk yang semula sebesar kambing, perlahan menyusut menjadi amat kecil, begitu pula anak-anaknya yang baru menetas.
Ketika sadar dari asap, ratu nyamuk yang kini mungil beserta anak-anaknya mengepung Mbok Surti, mencoba meminta kembali subang miliknya.
Namun aneh, tak ada kata yang keluar dari mulut mereka, hanya suara ‘nguuung… nguuung…’ yang terdengar.
Asap jerami yang masih pekat memaksa ratu nyamuk dan kawanannya terbang menjauh meninggalkan dusun.
Namun, sebelum pergi, ratu nyamuk bersumpah akan terus mengejar manusia, mendengung di telinga mereka, menagih subangnya yang hilang hingga akhir zaman.
Itulah, konon, asal mula mengapa nyamuk selalu berdengung di dekat kita, sebuah pengingat abadi akan sumpah dan subang yang tak pernah kembali. (Red)