Ketahanan Pangan Nasional: Satgas Dedi Prasetyo Soroti Panen Jagung Fantastis Polri di Bantul

Menurut Kapolres Bantul, AKBP Novita Eka Sari, hasil panen dari satu hektare lahan mencapai angka 7,32 ton (Foto: Humas Polda Maluku)

BERITATERBERITA – Sebuah gebrakan baru dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional muncul dari Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Di lahan yang selama ini mungkin kurang diperhitungkan untuk pertanian intensif, sebuah panen jagung perdana berhasil mencetak hasil luar biasa.

Prestasi ini merupakan buah sinergi apik antara Kepolisian, pemerintah daerah, dan kelompok tani setempat, membuktikan bahwa optimalisasi lahan bisa memberikan kejutan positif.

Sukses panen di lahan non-Lahan Baku Sawah (non-LBS) ini mendapat sorotan dan apresiasi tinggi dari petinggi Polri, menunjukkan komitmen serius dalam mendukung program swasembada pangan.

Panen Jagung Fantastis di Lahan Non-Sawah Bantul

Panen jagung yang menarik perhatian ini dilaksanakan di Pedukuhan Cangkring, Kelurahan Poncosari, Srandakan, Kabupaten Bantul.

Menurut Kapolres Bantul, AKBP Novita Eka Sari, hasil panen dari satu hektare lahan mencapai angka 7,32 ton.

“Setelah tiga bulan tanam, kita melaksanakan panen dan hasilnya cukup memuaskan,” ungkap Kapolres.

Angka 7,32 ton per hektare ini sangat mendekati, bahkan hampir sama, dengan produktivitas panen jagung pada lahan baku sawah yang biasanya dianggap lebih subur.

Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa melalui pendekatan yang tepat dan kolaborasi yang kuat, lahan-lahan yang sebelumnya kurang optimal bisa diubah menjadi sumber pangan yang produktif.

Apresiasi Satgas Ketahanan Pangan dan Visi Swasembada

Keberhasilan panen di Bantul ini mendapat apresiasi langsung dari Ketua Satgas Ketahanan Pangan Polri, Komjen Pol. Dedi Prasetyo.

Ia mencatat panen jagung di Srandakan ini sebagai salah satu upaya konkret dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.

Komjen Dedi Prasetyo menegaskan, kunci keberhasilan program ketahanan pangan nasional terletak pada sinergi yang masif antara Polri, Kementerian Pertanian (Kementan), pemerintah daerah (Pemda), kelompok tani (Poktan/Gapoktan), serta seluruh pemangku kepentingan terkait.

“Kolaborasi ini adalah kunci utama dalam mendorong swasembada pangan, khususnya jagung, sebagai bentuk kontribusi nyata Polri dalam mendukung visi Presiden Prabowo Subianto,” tegas Komjen Dedi.

Pernyataan ini menggarisbawahi peran sentral kolaborasi lintas sektor dalam mencapai target ketahanan pangan.

Capaian Nasional dan Optimalisasi Lahan

Satgas Ketahanan Pangan Polri melaporkan data capaian program mereka per 25 April 2025.

Total lahan tanam jagung yang dikelola atau difasilitasi Polri mencapai 161.508,25 hektar.

Dari jumlah tersebut, lahan produktif tercatat seluas 144.177,00 hektar.

Lahan produktif ini terbagi menjadi lahan monokultur seluas 138.047,10 hektar dan lahan tumpang sari seluas 6.129,90 hektar.

Selain itu, ada pula pemanfaatan pekarangan untuk pangan bergizi seluas 17.331,25 hektar.

Optimalisasi lahan tidur dan pekarangan menjadi kunci dalam memperluas area tanam ini.

Komjen Dedi menjelaskan, ekspansi lahan ini didukung oleh teknologi monitoring berbasis data yang dihimpun Satgas Ketahanan Pangan Polri bersama pemangku kepentingan terkait guna memastikan efektivitas penanaman.

Penggunaan teknologi ini membantu dalam pengambilan keputusan dan pemantauan progres di lapangan.

Sinkronisasi Data Produksi Nasional

Keberhasilan program Polri dalam meningkatkan luas tanam dan produktivitas ini sejalan dengan data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) pada 8 April 2025 lalu.

Data BPS menunjukkan peningkatan signifikan dalam produksi jagung pada periode Januari-Maret 2025.

Halaman: 1 2
Rekomendasi