Low Tuck Kwong Kembali Takhtai Orang Terkaya RI: Kekayaan Rp 454 Triliun, Geser Hartono Bersaudara!

Konglomerat Low Tuck Kwong kembali menempati posisi orang terkaya nomor 1 di Indonesia
  1. Low Tuck Kwong: US$ 27,6 Billion (± Rp 454 T) (Batu Bara, Peringkat Dunia 72)
  2. R Budi Hartono: US$ 22,5 Billion (± Rp 371 T) (Perbankan, Rokok, Peringkat Dunia 87)
  3. Michael Hartono: US$ 21,6 Billion (± Rp 356 T) (Perbankan, Rokok, Peringkat Dunia 95)
  4. Prajogo Pangestu: US$ 19,9 Billion (± Rp 326 T) (Petrokimia, Energi, Peringkat Dunia 101)
  5. Sri Paskah Lohia: US$ 8,4 Billion (± Rp 138 T) (Petrokimia, Peringkat Dunia 366)
  6. Otto Toto Sugiri: US$ 7 Billion (± Rp 115 T) (Data Center, Peringkat Dunia 482)
  7. Agoes Projosasmito: US$ 5,2 Billion (± Rp 86 T) (Tambang, Investasi, Peringkat Dunia 692)
  8. Tahir & Family: US$ 5,2 Billion (± Rp 86 T) (Beragam, Peringkat Dunia 698)
  9. Marina Budiman: US$ 5 Billion (± Rp 82 T) (Data Center, Peringkat Dunia 742)
  10. Dewi Kam: US$ 4,8 Billion (± Rp 79 T) (Batu Bara, Peringkat Dunia 760)

(Catatan: Estimasi nilai Rupiah di atas dapat bervariasi tergantung kurs saat konversi, angka triliunan disesuaikan pembulatan)

Kinerja Emiten Afiliasi Low Tuck Kwong Moncer

Peningkatan kekayaan Low Tuck Kwong, pengendali perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy, terjadi seiring kinerja moncer emiten yang ia miliki. Mengacu laporan disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, dua emiten milik Low Tuck Kwong yaitu BYAN dan PT Samindo Resources Tbk (MYOH) sama-sama mencetak kinerja kinclong pada kuartal pertama 2025.

Menurut manajemen BYAN dalam keterbukaan informasi, pada 31 Maret 2025 dan 2024, tidak terdapat instrumen dapat menimbulkan penerbitan saham biasa. Sehingga nilai laba bersih per lembar saham terdilusi setara laba bersih per lembar saham dasar. Dalam laporan kepada BEI, perusahaan jasa pertambangan batu bara MYOH mencatatkan laba bersih sebesar US$ 3,8 juta. Capaian itu setara Rp 63 miliar pada kuartal pertama 2025. Ini pertumbuhan 501% dibandingkan laba triwulan pertama 2024 sebesar US$ 0,64 juta atau Rp 10,3 miliar.

Serupa MYOH, BYAN juga mencatatkan kinerja moncer pada periode sama. Emiten bergerak bidang industri pertambangan dan kontraktor batu bara itu mencetak kenaikan pendapatan sebesar 15%.

Pergerakan saham dua emiten dekapan Low Tuck Kwong ini juga sejalan pergerakan saham di bursa. Sejak awal tahun saham MYOH mencatatkan kenaikan 11,49% dari Rp 1.610 pada 2 Januari menjadi Rp 1.795 pada penutupan perdagangan Selasa, 6 mei 2025. Adapun saham BYAN bergerak stabil di rentang Rp 20.300. (W. Sitanggang)

Halaman: 1 2Show All
Rekomendasi