Thaksin Shinawatra Rambah Indonesia: Mantan Narapidana Jadi Penasihat Lembaga Negara

Thaksin Shinawatra dan Presiden RI Prabowo Subianto (Foto: Youtube/Sriwijaya P)

BERITATERBERITA – Sebuah kabar mengejutkan sekaligus kontroversial datang dari dunia politik internasional.

Thaksin Shinawatra, mantan Perdana Menteri Thailand yang dikenal dengan sepak terjangnya yang penuh warna, kini dikabarkan menduduki posisi sebagai salah satu dewan penasihat di sebuah lembaga pengelola aset negara di Indonesia, yang dikenal dengan nama Danantara.

Beritaterberita.com melansir dari kanal youtube ‘Sepulang sekolah’ dengan judul “Jadi Penasehat DANANTARA, Seperti Apa TRACK RECORD THAKSIN? Benarkah Koruptor? ” yang menjekaskan bahwa pengangkatan tokoh politik yang dulunya tersandung kasus hukum dan mengalami kudeta di Thailand ini tentu saja menimbulkan berbagai pertanyaan dan spekulasi di kalangan pengamat politik dan masyarakat luas.

Thaksin Shinawatra, yang merupakan sosok sentral dalam politik Thailand selama beberapa dekade terakhir, memang dikenal sebagai figur yang sangat berpengaruh namun juga tak lepas dari kontroversi.

Kiprahnya di dunia politik Thailand diwarnai dengan berbagai kebijakan populis yang berhasil menarik dukungan masyarakat kelas bawah, namun juga diiringi dengan tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan yang akhirnya berujung pada penggulingannya melalui kudeta militer pada tahun 2006.

Sebelum resmi diumumkan sebagai penasihat Danantara, beredar kabar bahwa Thaksin Shinawatra sempat mengalami kendala untuk terbang ke Indonesia.

Pemerintah Thailand dikabarkan sempat tidak memberikan izin terbang kepada Thaksin dengan alasan yang belum jelas.

Namun, hal ini justru semakin memicu rasa penasaran publik mengenai tujuan sebenarnya dari kedatangan mantan PM Thailand tersebut ke Indonesia.

Lantas, siapakah sebenarnya Thaksin Shinawatra ini, dan seberapa besar kontroversi yang pernah ia ciptakan di Thailand?

Untuk memahami lebih dalam mengenai pengangkatannya sebagai penasihat di Indonesia, mari kita telaah lebih lanjut rekam jejak politik Thaksin Shinawatra, seorang mantan kepala pemerintahan Thailand yang baru saja diizinkan kembali ke tanah airnya setelah 15 tahun hidup dalam pengasingan.

Bagi sebagian masyarakat Indonesia yang mengikuti perkembangan politik di kawasan Asia Tenggara, nama Thaksin Shinawatra tentu bukanlah nama yang asing.

Ia dikenal sebagai salah satu tokoh politik penting dan kontroversial di Thailand. Bahkan, keluarganya, keluarga Shinawatra, juga dikenal sebagai salah satu dinasti politik yang sangat berpengaruh di Thailand.

Bagaimana tidak, sejauh ini sudah ada tiga anggota keluarga Shinawatra yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Thailand, termasuk anak kandung Thaksin sendiri, Paetongtarn Shinawatra, yang saat ini juga menduduki kursi perdana menteri.

Sama seperti Thaksin, anggota keluarga Shinawatra lainnya juga dikenal dengan berbagai kontroversi yang mewarnai karir politik mereka.

Oleh karena itu, berita mengenai pengangkatan Thaksin sebagai dewan penasihat Danantara di Indonesia sontak menimbulkan berbagai reaksi, mulai dari keterkejutan hingga pertanyaan mengenai pertimbangan di balik keputusan tersebut.

Banyak yang mempertanyakan apakah rekam jejak Thaksin di Thailand telah dipertimbangkan secara matang sebelum ia ditunjuk sebagai penasihat.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai rekam jejak Thaksin Shinawatra, mari kita telusuri perjalanan karir politiknya. Thaksin merupakan anggota keluarga Shinawatra pertama yang berhasil menjabat sebagai Perdana Menteri Thailand.

Sebelum terjun ke dunia politik, banyak yang mengira bahwa Thaksin adalah seorang pebisnis murni.

Namun, faktanya, karir profesionalnya justru dimulai di kepolisian Thailand, di mana ia bertugas selama kurang lebih 14 tahun, dari tahun 1973 hingga 1987.

Selama berkarir di kepolisian, Thaksin mulai merambah dunia bisnis.

Ia memiliki berbagai macam usaha, mulai dari toko sutra, bioskop, apartemen, penyewaan komputer untuk lembaga pemerintahan, hingga layanan siaran radio di bus umum.

Sayangnya, sebagian besar usaha yang dirintisnya ini mengalami kebangkrutan dan membuatnya terlilit utang yang cukup besar.

Setelah memutuskan untuk keluar dari kepolisian pada tahun 1987, Thaksin mulai mengembangkan bisnis baru di sektor komunikasi.

Ia mendirikan perusahaan paging, perusahaan TV kabel, hingga yang terbesar adalah perusahaan layanan jaringan data, operator satelit, dan perusahaan jaringan komputer.

Bisnis di bidang telekomunikasi ini ternyata sangat sukses dan melambungkan nama keluarga Shinawatra di dunia bisnis Thailand.

Meskipun demikian, perusahaan-perusahaan ini nantinya akan dikonsolidasikan menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Thailand, yang kemudian menimbulkan polemik dan mencoreng nama baiknya.

Karir politik Thaksin dimulai pada tahun 1994, ketika seorang politikus senior Thailand, Chamlong Srimuang, yang baru saja terpilih menjadi ketua Partai Palang Dharma, mengajak Thaksin untuk bergabung dengan partainya.

Tak lama setelah bergabung, Thaksin langsung ditunjuk menjadi Menteri Luar Negeri Thailand. Namun, pengangkatan Thaksin sebagai anggota Partai Palang Dharma ini sempat menuai polemik karena Thaksin dianggap memiliki visi yang berbeda dengan partai tersebut.

Partai Palang Dharma dikenal sebagai partai yang cenderung religius, mengedepankan kesederhanaan, dan nilai-nilai kuil Buddha.

Sementara itu, Thaksin yang memiliki latar belakang sebagai pebisnis tentu memiliki visi yang lebih berorientasi pada keuntungan ekonomi.

Perbedaan visi ini akhirnya membuat Thaksin dan beberapa anggota Partai Palang Dharma yang memiliki pandangan serupa memutuskan untuk keluar dari partai tersebut pada tahun 1996.

Halaman: 1 2 3
Rekomendasi