
Insiden ini semakin menyoroti perusahaan konstruksi asal Cina yang terlibat dalam proyek pembangunan gedung yang runtuh tersebut.
Sebelumnya, perusahaan ini juga telah menjadi sorotan terkait keterlibatannya dalam serangkaian kecelakaan dan kegagalan proyek lainnya.
Kejadian ini juga memunculkan pertanyaan serius mengenai protokol keselamatan di lokasi konstruksi, pengelolaan informasi sensitif, dan tanggung jawab kontraktor untuk mematuhi peraturan darurat yang berlaku.
Sementara itu, dampak gempa bumi di Myanmar terus bertambah.
Tim penyelamat dan bantuan dari berbagai negara terus berdatangan ke negara yang dilanda kemiskinan tersebut.
Rumah sakit-rumah sakit di Myanmar dilaporkan kewalahan menangani jumlah korban yang terus bertambah, dan beberapa komunitas berjuang untuk melakukan upaya penyelamatan dengan sumber daya yang sangat terbatas.
Gempa bumi berkekuatan 7,7 skala richter tersebut, yang merupakan salah satu gempa terkuat di Myanmar dalam satu abad terakhir, mengguncang negara di Asia Tenggara yang sedang dilanda konflik itu pada hari Jumat.
Hingga hari Minggu, 30 Maret 2025, pemerintah militer Myanmar melaporkan bahwa sekitar 1.700 orang tewas, 3.400 orang terluka, dan lebih dari 300 orang masih hilang akibat bencana alam tersebut. (Red)