Proyek Infrastruktur Desa Wangunjaya: Material Diduga Tak Standar, Pekerja Tanpa Pelindung, Kemana Larinya Uang Rakyat?

Fakta di lapangan berbicara lain; hasil pengukuran investigasi menunjukkan ketebalan rabat beton pada kedua proyek diduga kuat kurang dari standar 0,12 meter (Foto: Istimewa)

Namun, fakta di lapangan berbicara lain; hasil pengukuran investigasi menunjukkan ketebalan rabat beton pada kedua proyek diduga kuat kurang dari standar 0,12 meter.

Bahkan, untuk proyek di Kampung Cikareo, lebar jalan beton juga ditemukan kurang dari 1,5 meter, sebuah penyimpangan nyata dari spesifikasi kontrak.

Kondisi ini memicu pertanyaan serius mengenai kualitas material yang dipakai, apakah benar-benar sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) atau justru memakai material berkualitas rendah demi meraup keuntungan pribadi.

Kekhawatiran akan daya tahan infrastruktur yang dibangun pun semakin menguat di kalangan warga setempat.

Lebih jauh, metode pengerjaan proyek ini juga sangat memprihatinkan dan jauh dari kaidah teknis pekerjaan konstruksi yang benar.

Para pekerja terlihat melakukan pengadukan material beton secara manual tanpa bantuan mesin molen, sebuah praktik yang sangat berisiko terhadap homogenitas dan kekuatan campuran beton.

Cara pengerjaan yang serampangan ini diibaratkan warga seperti membangun gubuk sederhana, bukan infrastruktur jalan desa yang seharusnya kokoh, awet, dan mampu menopang aktivitas ekonomi masyarakat.

Situasi ini mencerminkan adanya pengabaian terhadap standar mutu yang telah ditetapkan.

Pengawasan Lemah, Keselamatan Kerja Terabaikan, Pejabat Bungkam

Ironisnya, lemahnya pengawasan dari tim pengawas kecamatan maupun pendamping desa menjadi faktor krusial yang memperparah kondisi ini.

Halaman: 1 2 3 4
Rekomendasi